Teknologi 5G juga akan meningkatkan keuntungan bagi berbagai sektor
Jakarta (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) menyoroti pentingnya penggunaan radio frekuensi untuk kesejahteraan masyarakat dengan mengukuhkan Gunawan Wibisono sebagai guru besar tetap di bidang ilmu device sistem telekomunikasi Fakultas Teknik UI (FTUI).

Gunawan dikukuhkan usai menyampaikan orasi ilmiah tentang "Peranan Teknologi Komunikasi Radio Frequency untuk Kesejahteraan" terutama dampaknya dalam membuka lapangan kerja baru.

"Kelahiran teknologi bergerak 1G, 2G, 3G, 4G, dan 5G membutuhkan perangkat radio frequency (RF) pemancar dan penerima (transceiver) sehingga memungkinkan perangkat gawai pengguna bisa berkomunikasi dengan user lain melalui keberadaan perangkat operator telekomunikasi berupa perangkat base transceiver station (BTS)," kata Gunawan di Jakarta, Minggu.

Agar dapat beroperasi, perangkat RF tersebut dirancang menggunakan konsep multiband dan konsep resonator supaya dapat bekerja sesuai dengan frekuensi yang dijalankan.

Perangkat komunikasi bergerak dapat dibagi dalam 3 bentuk, yakni objek untuk ditingkatkan kinerjanya, pengembang dengan menggunakan perangkat untuk membantu kerja sistem internet of things (IoT) serta pengguna perangkat. IoT sendiri merupakan konsep yang menghubungkan semua perangkat ke internet.

Sehingga,kata Gunawan dengan perangkat tersebut masyarakat dapat berinteraksi melalui gawai dari jarak jauh. Selain itu, teknologi IoT juga telah dikembangkan untuk kehidupan sehari-hari.

Beberapa di antaranya yaitu fishery untuk mengatur pemberian pakan pada ikan, COVID-19 Detection untuk memantau pergerakan pasien COVID-19, alat monitor bagi petugas jaga COVID-19, dan Elder People Detection untuk mendeteksi keberadaan pasien orang tua yang tinggal sendirian.

Berdasarkan riset yang yang dilakukan McKinsley Global Institute pada 2020, nilai ekonomi yang dimiliki IoT sangat besar dan terus berkembang. McKinsey memperkirakan pada 2030, IoT secara global dapat menghasilkan nilai 5,5 hingga USD12,6 triliun termasuk nilai yang ditangkap oleh konsumen dan pelanggan produk dan layanan IoT.

Layanan-layanan seperti perindustrian, kesehatan, perkantoran, smart city hingga smart building menjadi potensial bisnis dari pemanfaatan IoT. Indonesia diestimasikan akan mendapatkan nilai total produktivitas hingga USD120 miliar pada 2025, dengan sektor pendapatan mayoritas dari manufaktur, ritel, transport, mining, agrikultur, telekomunikasi dan media, serta kesehatan, dengan jumlah koneksi device IoT mencapai hingga Rp678 miliar perangkat.

Selain itu, pengembangan teknologi 5G juga berpotensi meningkatkan PDB Indonesia pada tahun 2030. Adapun perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan eksponensial pada 2024.

Adapun PDB Indonesia diperkirakan sebesar Rp2,802 triliun pada 2030 dan Rp3,533 triliun pada 2035. Teknologi 5G diprediksi akan memberikan kontribusi sebesar 9,3 persen terhadap PDB Indonesia pada 2030 dan 9,8 persen pada 2035.

"Teknologi 5G juga akan meningkatkan keuntungan bagi berbagai sektor, yaitu sektor jasa, sektor manufaktur, serta teknologi digital akan membuka 20 sampai 40 juta lapangan," ucap Gunawan.


Baca juga: Guru Besar sebut Indonesia masih kekurangan akuntan publik

Baca juga: 10 universitas terkemuka Indonesia sepakat perkuat entitas badan usaha

Baca juga: UI tingkatkan potensi BUMDes lewat pengembangan wisata Pantai Bungin

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023