Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa membeberkan cara memanfaatkan bonus demografi di Indonesia.

“Pertama menurut saya tidak ada jalan lain kecuali harus meningkatkan kapabilitas dari sumber daya manusia kita, harus sehat, yang pertama itu harus sehat,” ujarnya dalam dalam Bincang Sore Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference 2023 (SAC) Summer Soiree for Sustainability: Aksi Anak Muda Kreatif dan Inspiratif untuk SDGs di Yogyakarta, Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, Minggu.

Setelah seseorang sudah sehat, maka dirinya dapat bersekolah dan berpikir dengan baik. Karena itu, dia mengharapkan anak-anak Indonesia tidak terkena stunting pada usia balita.

Apabila terkena stunting, lanjutnya, maka generasi muda akan kehilangan kesempatan dalam menyongsong masa depan mengingat ada gangguan dalam kapabilitas berpikir mereka ketika mengidap penyakit tersebut.

“Selain itu juga, kita jangan sampai kita terkena penyakit-penyakit katastrofik, penyakit-penyakit menular, sehingga mengakibatkan masa produktifnya itu semakin sempit. Karena itu, maka yang pertama harus sehat, yang kedua harus pintar, harus cerdas,” ungkap Kepala Bappenas.

Dengan memiliki kecerdasan dan tekun belajar, dia menilai seseorang mampu menjadi kaya dari sisi pengetahuan dan materi, sehingga bisa berbagi dan tidak menjadi beban untuk orang lain.

“Kita berharap itulah wajah dari generasi muda yang insyaAllah kira-kira kalau kita hitung sekarang kan tinggal 14 tahun sampai 15 tahun lagi (menuju puncak bonus demografi antara tahun 2037-2040),” kata Menteri PPN.

Menurut Suharso, upaya meningkatkan kecerdasan dapat dilakukan dengan membangkitkan keingintahuan (curiosity), misalnya melalui Google untuk mencari tahu berbagai informasi dan mempelajari ilmu-ilmu tertentu. Dengan demikian, kemampuan komunikasi generasi muda berpotensi semakin baik hingga dapat berpikir lebih cerdas.

Seperti diketahui, bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif berkisar antara 15-64 tahun lebih besar dibanding usia nonproduktif atau usia 65 tahun ke atas, dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Bonus demografi dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas penduduk, meningkatkan modal manusia, dan memberikan kesempatan kerja. Menimbang hal tersebut, Kepala Bappenas mendorong anak muda agar mampu menciptakan peluang kerja.

“Saya tantang sama yang muda ini. Kalau dulu masuk di angkatan kerja, lalu menjadi ketergantungan untuk mencari kerja, kenapa tidak mungkin generasi muda itu menjadi generasi pencipta lapangan kerja. Tapi, untuk sampai ke sana, ya memang kapabilitasnya harus dibaikkan, harus dimampukan,” ungkap dia.
Baca juga: Kepala Bappenas perkirakan RI alami bonus demografi hingga 2040
Baca juga: Bappenas: Pemerintah bangun SDM berkualitas dan berdaya saing
Baca juga: Bappenas: Indonesia tidak akan bergantung pada robot seperti Jepang
Baca juga: Bappenas: stunting bisa akibatkan bonus demografi sia-sia

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023