Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Dirga Sakti Rame M.Sc Sp.PD mengatakan orang dewasa usia produktif secara data tercatat meningkat dalam kasus terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Kalau lihat data persentase orang dewasa usia produktif meningkat artinya makin banyak orang dewasa kena DBD," ucap Dirga dalam diskusi mengenai penanganan DBD di Jakarta, Minggu.
Dirga menjelaskan, usia dewasa produktif lebih sering sudah mengalami penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal dan lain-lain. Sehingga jika terkena penyakit dengue bisa lebih berat.
Baca juga: Rekomendasi pengobatan alami untuk sembuhkan penyakit demam berdarah
Baca juga: Pasien DBD perlu banyak minum air mengandung gula
Dokter yang berpraktik RS EMC Pulomas ini mengatakan, setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat. Penyakit ini juga tidak pandang bulu dan bisa mengenai anak hingga dewasa.
Maka itu, Dirga menggencarkan vaksin untuk dewasa mulai dari usia 18-45 tahun.
"Untuk vaksin dengue usia 18-45 tahun diwajibkan vaksin sebanyak dua kali, dengan jeda tiga bulan untuk proteksi jangka panjang," kata Dirga.
Dirga mengatakan vaksin bisa diberikan kepada usia dewasa selama dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit akut.
Jika memiliki komorbid atau penyakit penyerta, masih bisa melakukan vaksinasi dengan syarat komorbidnya terkontrol.
"Syaratnya komorbidnya terkontrol dengan minum obat rutin, tidak ada keluhan bermakna, dan konsultasi ke dokter terutama yang punya komorbid, kalau dewasa muda nggak ada komorbid segera vaksin," katanya.
Vaksin digencarkan karena penyakit demam berdarah dengue sampai saat ini tidak ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan. Sehingga pengobatan di rumah sakit yang diberikan adalah terapi suportif sesuai gejala yang dirasakan pasien.
Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan untuk memantau kadar hematokrit dan hemoglobin serta trombosit untuk memprediksi kesembuhan pasien.
Selain itu, jika pasien diperbolehkan pulang, disarankan untuk tetap beristirahat selama 1-2 minggu untuk cegah post dengue fatigue atau kelelahan pasca dengue.
"Kapan pulang bukan hanya berdasarkan trombosit, ada kriteria klinis bisa makan tidak lemas atau tidak, di cek juga parameter laboratorium hematokrit dan hemoglobin, kriteria setiap pasien juga beda-beda," ucap Dirga.
Baca juga: Menkes apresiasi kerja sama dengan Takeda dalam pencegahan DBD
Baca juga: Jangan terkecoh gejala demam turun hari ketiga pada pasien DBD
Baca juga: Pemprov Bali terapkan metode Wolbachia tekan kasus demam berdarah
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023