Pakistan menyambut pengumuman pembukaan kantor Taliban di Doha untuk tujuan membawa perdamaian ke Afghanistan dan kawasan.

Islamabad (ANTARA News) - Pakistan pada Selasa menyambut keputusan Taliban untuk membuka kantor di Qatar dan pengumuman selanjutnya oleh Amerika Serikat bahwa pihaknya akan meluncurkan pembicaraan-pembicaraan dengan para gerilyawan itu pekan ini.

Milisi Islam itu membuka kantor politik di ibu kota Qatar, Doha dengan tujuan membuka dialog dengan masyarakat internasional dan kelompok-kelompok di Afghanistan. Demikian diberitakan AFP.

Amerika Serikat segera menyambut baik keputusan itu dan para pejabat senior mengatakan mereka berharap untuk segera bertemu dengan Taliban, meskipun ada serangkaian perbedaan antara kedua belah pihak.

"Pakistan menyambut pengumuman pembukaan kantor Taliban di Doha untuk tujuan membawa perdamaian ke Afghanistan dan kawasan." kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Aizaz Ahmad Chaudhry, dalam sebuah pernyataan.

"Pakistan juga menyambut baik dimulainya pembicaraan damai secara langsung antara AS dan Taliban," tambah Chaudhry.

Taliban, yang telah berjuang melawan pasukan NATO pimpinan AS dan pemerintah Afghanistan selama 12 tahun, memutuskan hubungan dengan Amerika tahun lalu dan telah menolak untuk bernegosiasi dengan ibu kota Irak itu.

Pada Selasa, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan kepada AFP bahwa kantor itu dimaksudkan "untuk membuka dialog antara Taliban dan dunia".

Chaudhry mengatakan, Pakistan telah lama menyerukan segera diakhirinya perang Afghanistan dalam rangka mencapai solusi damai.

"Pakistan siap untuk terus memfasilitasi proses guna mencapai perdamaian yang langgeng di Afghanistan sesuai dengan keinginan rakyat Afghanistan," katanya.

Para pejabat senior AS mengumumkan mereka akan memulai pembicaraan dengan Taliban pada pekan ini.

"Saya pikir AS akan melakukan pertemuan formal pertama dengan Taliban, dan pertemuan pertama dengan Taliban selama beberapa tahun, dalam beberapa hari di Doha," kata seorang pejabat AS kepada wartawan, yang berberbicara dengan syarat tak disebut namanya.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013