Kigali (ANTARA) - Otoritas penanggung jawab operasi dan pengembangan Bandar Udara (Bandara) Internasional Dubai, salah satu bandara tersibuk di dunia untuk penumpang internasional, menyebut adanya peningkatan secara signifikan jumlah wisatawan asal China telah mendorong pemulihan industri penerbangan.
"Kami menjalani paruh pertama 2023 yang luar biasa dan melampaui angka prapandemi. Kami menargetkan dapat menangani sekitar 87 juta penumpang hingga akhir tahun ini, yang berarti kurang sekitar 2 juta dari jumlah prapandemi," kata Paul Griffiths, Chief Executive Officer (CEO) Dubai Airports, kepada Xinhua di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Global Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council/WTTC) yang digelar di ibu kota Rwanda, Kigali, pada 1-3 November 2023.
KTT yang mengusung tema "Membangun Jembatan untuk Masa Depan Berkelanjutan" (Building Bridges to a Sustainable Future) dan diselenggarakan bersama oleh Dewan Pembangunan Rwanda, mengumpulkan ribuan pemimpin industri, pakar, dan perwakilan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri dan transisinya menuju masa depan yang lebih aman, lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Pertumbuhan jumlah penumpang sebagian besar didorong oleh meningkatnya jumlah wisatawan China yang mengunjungi Dubai, Uni Emirat Arab, ujar Griffiths.
Menurut data dari Departemen Ekonomi dan Pariwisata Dubai, negara tersebut menerima kunjungan 11,1 juta wisatawan yang menginap pada Januari hingga Agustus. China menempati peringkat ketujuh sebagai pasar sumber wisatawan terbesar bagi Dubai, dengan 392.000 wisatawan tiba dalam delapan bulan pertama 2023
Ketika ditanya soal inisiatif dan insentif baru bagi wisatawan dari China, Griffiths mengatakan "hal baiknya adalah di Dubai, selalu ada proyek-proyek yang sedang dikembangkan. Kami berencana melayani kepentingan yang lebih luas, yang akan menarik bagi wisatawan China."
Langkah-langkah untuk menarik lebih banyak wisatawan China termasuk menawarkan "pilihan hiburan yang lebih luas, peningkatan keramahtamahan, peningkatan kapasitas tepi pantai, serta perbaikan infrastruktur bandara," tuturnya.
"Kami berencana memperluas bandara-bandara yang ada, dengan harapan dapat menampung sekitar 120 juta penumpang selama sepuluh tahun mendatang, dan kami yakin sebagian besar pertumbuhan tersebut akan berasal dari China," tambah Griffiths.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023