Washington (ANTARA) - Jumlah penciptaan lapangan kerja baru di Amerika Serikat (AS) bertambah 150.000 pada Oktober tahun ini, meski masih lebih rendah dari ekspektasi, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 3,9 persen, Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan pada Jumat (3/11).

Pertambahan lapangan kerja terjadi di sektor perawatan kesehatan, pemerintahan, dan bantuan sosial, ungkap Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics/BLS) AS, seraya mencatat bahwa penurunan lapangan kerja sebesar 35.000 terjadi di sektor manufaktur akibat aksi mogok yang dilakukan para buruh pabrik otomotif.

Pada September lalu, jumlah penciptaan lapangan kerja di AS direvisi turun menjadi 297.000. Sementara pada Agustus, jumlah itu juga direvisi turun menjadi 165.000. Dengan kedua revisi ini, jumlah lapangan kerja di AS pada Agustus dan September jika digabungkan menjadi 101.000 lebih rendah dari angka yang dilaporkan sebelumnya.

Sejak menyentuh level terendah di angka 3,4 persen pada April lalu, tingkat pengangguran di AS naik 0,5 poin persentase, mengindikasikan pelambatan dalam pertumbuhan pasar tenaga kerja.

"Pasar tenaga kerja masih ketat, tetapi kondisi penawaran dan permintaan cenderung makin seimbang," kata Ketua Federal Reserve (The Fed) AS Jerome Powell sebelumnya pada pekan ini, setelah bank sentral AS itu kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level tertinggi dalam 22 tahun terakhir, yaitu di kisaran 5,25-5,5 persen.

"Pertumbuhan di bawah potensi dan perlambatan pasar tenaga kerja kemungkinan diperlukan untuk meredam inflasi," kata Powell.

Laporan BLS ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja, yang berada di angka 62,7 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan 62,8 persen yang tercatat pada September, dan masih di bawah tingkat pra-pandemi yang mencapai 63,4 persen.

Pada Oktober, upah rata-rata per jam untuk semua karyawan dalam daftar sistem penggajian (payroll) nonpertanian swasta naik 7 sen, atau 0,2 persen, menjadi 34,00 dolar AS. Dalam 12 bulan terakhir, kenaikan upah rata-rata per jam di AS tercatat 4,1 persen.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023