Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap korban gempa bumi di daerah setempat yang terjadi pada Kamis (2/11).
"Data korban pasti bertambah karena pendataan korban bencana gempa bumi masih dilakukan di desa-desa yang terdampak gempa bumi," kata Bupati Kupang Korinus Masneno di Kupang, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan data korban gempa bumi dengan magnitudo 6,6 pada Kamis (2/11), pukul 05.04 Wita itu, di daerah setempat.
Gempa bumi yang melanda Kabupaten Kupang berdampak terhadap 14 kecamatan dengan jumlah warga yang menjadi korban saat ini tercatat 520 orang, tersebar di 27 desa dan kelurahan.
"Jumlah ini masih sementara karena pemerintah desa di semua kecamatan masih melakukan identifikasi data kerusakan akibat gempa," kata dia.
Baca juga: Kabupaten Kupang prioritaskan perbaikan sekolah rusak akibat gempa
Pihaknya segera menetapkan status darurat bencana di Kabupaten Kupang guna mempermudah pemerintah dalam menangani dampak gempa tersebut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang, tercatat 27 desa di 14 kecamatan terdampak gempa bumi dengan jumlah warga yang menjadi korban 520 jiwa.
Dalam peristiwa itu, 104 rumah warga serta 11 fasilitas umum, seperti sekolah dan gereja, serta 29 gedung perkantoran pemerintah rusak.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut terjadi di kedalaman 10 kilometer dan lokasi di 24 kilometer tenggara Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT.
Baca juga: BNPB bantu dana siap pakai penanganan darurat bencana gempa di NTT
Baca juga: BPBD: 520 warga terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Kupang
Baca juga: BPBD: 40 rumah penduduk di Kabupaten Kupang rusak akibat gempa
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023