Satelit NOAA 18 hari ini mendeteksi sebanyak 187, dan Riau tetap menempati posisi pertama paling banyak `hotspot` yakni mencapai 148 titik,"

Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan jumlah titik panas (hotspot) di daratan Sumatera meningkat tajam dari sebelumnya 113 menjadi 187 titik pada Selasa petang yang tersebar di berbagai provinsi.

"Satelit NOAA 18 hari ini mendeteksi sebanyak 187, dan Riau tetap menempati posisi pertama paling banyak `hotspot` yakni mencapai 148 titik," kata Warih Budi Lestari, analis lembaga pemantau cuaca itu, Selasa sore.

Warih mengatakan bahwa selain Riau titik panas juga terdeteksi NOAA berada di Sumatera Barat sebanyak lima titik, Sumatera Selatan (6 titik), kemudian Bengkulu dan Lampung masing-masing satu `hotspot`.

Selanjutnya, demikiana Warih, titik panas juga berada di Provinsi Jambi sebanyak 26 titik yang juga tersebar di berbagai wilayah kabupaten dan kota.

Sementara untuk Riau, kata dia, ke-148 `hotspot` tersebar di sepuluh wilayah kabupaten dan kota, di antaranya Rokan Hilir ada sebanyak 32 titik, Rokan Hulu (23 titik), Siak (21), Pelalawan (20), Indragiri Hilir (18), Bengkalis (17), Indragiri Hulu (8), dan Kampar (7), serta Kuantan Singingi dan Kota Dumai masing-masing satu titik panas.

"Dominanan titik panas tersebut merupakan peristiwa kebakaran hutan atau lahan," kata Warih.

Menurut Warih, dalam beberapa pekan kedepan pertumbuhan titik panas di Sumatera khususnya Riau masih berpotensi cukup pesat mengingat musim kemarau yang memang masih berlangsung.

Potensi terjadinya hujan masih sangat minim sehingga berbagai kawasan akan dilanda kekeringan sehingga rawan terjadi kebakaran.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan upaya pembakaran lahan untuk kepentingan perluasan kawasan perkebunan.

"Hal itu karena pembakaran lahan bisa begitu cepat meluas sehingga begitu sulit untuk dilakukan pemadaman secara manual. Terlebih kawasan lahan yang terbakar berada di kawasan jauh dari perkotaan. Kondisi itu akan menyulitkan upaya pemadaman api," demikian Warih.

Sebelumnya dikabarkan, dampak peristiwa kebakaran hutan atau lahan di daratan Sumatera telah menyebabkan berbagai wilayah dilanda kabut asap.

Bahkan cemaran udara akibat asap hingga menjangkau beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

(KR-FZR/R007)

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013