Harganya memang fluktuatif di setiap daerah. Gorontalo sangat potensial menjadi daerah penghasil.

Gorontalo (ANTARA) - Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Ditjen PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sri Handayaningsih mengatakan Provinsi Gorontalo memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman buah jambu mete.

"Saya melakukan panen perdana jambu mete di Desa Totopo, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo. Biji jambu mete di Totopo ini besar-besar, termasuk kualitas super. Kalau di Jakarta, biji mete yang utuh besar harganya tembus Rp450 ribu per kilogram yang sudah digoreng,” kata Sri Handayaningsih, di Gorontalo, Jumat.

Menurutnya, jika melalui pengolahan seperti digoreng tanpa minyak, harga jambu mete lebih mahal lagi.

"Harganya memang fluktuatif di setiap daerah. Gorontalo sangat potensial menjadi daerah penghasil," katanya pula.

Jambu mete yang dipanen merupakan tanaman yang kembangkan melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Agroforestri oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bone Bolango.

Sekditjen PDASRH berharap keberhasilan program RHL Agroforestri yang sudah dilaksanakan hingga pemeliharaan tahun kedua (P2) akan menjadi model bagi Provinsi Gorontalo untuk mewujudkan tiga aspek, yaitu konservasi, sosial, dan ekonomi.

Menurutnya program RHL Agroforestri sangat sesuai untuk mengatasi lahan kritis di Gorontalo.

"Semua konteks pemulihan lingkungan hidup, tiga aspek itu yang menjadi tujuannya. Apalagi dari aspek geografis dan topografi Gorontalo, saya melihat semuanya adalah kawasan lindung karena kecuraman di atas 25 persen," kata Sri pula.

Kepala BPDAS Bone Bolango Heru Permana mengatakan berdasarkan data BPDAS Bone Bolango, luas lahan program RHL Agroforestri di seluruh wilayah Provinsi Gorontalo mencapai 2.500 hektare.

Seluruh lahan tersebut ditanami buah-buahan berupa jambu mete, rambutan, dan durian, serta tanaman keras seperti kayu mahoni, gmelina, dan nyato.

Khusus di Desa Totopo, luasnya mencapai 90 hektare yang dikelola oleh kelompok RHL.

"Kami berharap hasil RHL ini bisa dilanjutkan kembali untuk pemeliharaan dan juga pendampingan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. Pendampingan bagi kelompok RHL mulai dari hulu hingga hilir agar tujuan untuk menyejahterakan dan memulihkan lingkungan bisa tercapai semuanya," kata Heru Permana.
Baca juga: UMY tanam 100 bibit pohon jambu mete
Baca juga: Pemprov Maluku sasar empat kabupaten untuk kembangkan jambu mete

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023