Bantul (ANTARA) - Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol. Wahyu Widada menegaskan pemberantasan narkotika dan obat-obatan terlarang harus dilakukan lebih gencar serta terpadu bersama dengan jajaran polda dan polres.

"Sebagaimana sudah menjadi arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa pemberantasan narkoba harus lebih gencar, lebih berani dan komprehensif, serta dilakukan secara terpadu," kata Wahyu Widada saat konferensi pers pengungkapan kasus narkoba di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Jumat.

Oleh karena itu, lanjutnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo juga telah menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi tersebut dengan menyerukan dan memerintahkan seluruh jajaran untuk terus berperang dan menuntaskan penanganan narkoba mulai dari hulu sampai hilir.

"Bareskrim Polri dan seluruh jajaran polda juga sudah membentuk satgas pemberantasan narkoba, di mana satgas ini sudah dibentuk sekitar satu bulan dan progresnya terus berjalan," jelasnya.

Baca juga: Pangdam: Ada strategi khusus perangi narkoba di batas RI-Malaysia

Wahyu menambahkan Polri terus meminta seluruh direktorat reserse narkoba di polda dan polres untuk melakukan penindakan secara tegas terhadap tindak pidana peredaran gelap narkoba.

"Karena peredaran gelap narkoba ini tentunya akan memengaruhi proses pembangunan, memengaruhi proses pencapaian Indonesia Emas 2045 apabila tidak bisa kami berantas," tegasnya.

Wahyu mengatakan dari data yang dimiliki Polri, sebagian besar pengguna narkoba adalah masyarakat berusia produktif. Sehingga, lanjutnya, hal itu akan menjadi tidak kondusif dan tidak mendukung jalannya pembangunan jika tidak diberantas.

Baca juga: Bareskrim ungkap narkoba dalam cairan "happy water" dan keripik pisang

Apalagi, pengungkapan kasus peredaran narkoba dengan modus pabrik makanan ringan keripik pisang dan cairan Happy Water, yang diungkap Bareskrim Polri di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, merupakan hal belum pernah terjadi.

"Tetapi, mereka (tersangka) ternyata berintuisi, berimprovisasi untuk menggunakan keripik pisang ini sebagai salah satu media. Tentunya, ini untuk mengelabui petugas. Kalau orang jualan keripik pisang kan sudah biasa, tetapi keripik pisang ternyata bisa digunakan (jadi media narkoba)," ungkapnya.

Oleh karena itu, pengungkapan kasus peredaran narkoba dengan modus operandi yang erat kaitannya dengan keseharian masyarakat harus semakin diwaspadai secara cermat, guna menyelamatkan generasi bangsa Indonesia, terutama di "kota pelajar", Yogyakarta.

"Kami khawatirkan kalau merambah ke hal-hal lain dan ini berkembang terus, tentunya kita harus memiliki kepedulian dan kepekaan bersama dan harus diwaspadai; bukan hanya oleh pihak kepolisian, tetapi juga oleh kita semua. Ketika menemukan hal seperti ini, maka harus kita tindaklanjuti," ujar Wahyu Widada.

Baca juga: Kabareskrim: Pabrik keripik pisang narkoba sudah berjalan sebulan

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023