Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo berpendapat a tindak kekerasan terhadap demonstran yang dilakukan oleh aparat keamanan menunjukkan bahwa aparat tidak siap menghadapi dan mengamankan demonstrasi.
"Tindak kekerasan aparat terhadap demonstran dan wartawan yang terjadi di Jambi dalam unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM menunjukkan ketidaksiapan aparat dalam menghadapi situasi," kata Tjahjo di Jakarta, Senin.
Menurut dia, tindak kekerasan terhadap demonstran dan wartawan seharusnya tidak perlu terjadi jika aparat kepolisian di lapangan dan aparat pendukung intelijen negara menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
Hal itu, kata dia, sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara yang menyatakan intelijen berperan melakukan upaya, kegiatan, dan tindakan untuk mendeteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan gangguan keamanan.
"Artinya, jika intelijen berfungsi dengan baik, kekerasan oleh aparat keamanan yang ditugaskan mengamankan jalannya demonstrasi itu tidak akan terjadi karena kondisi lapangan sudah diprediksi sebelumnya," ujarnya.
Lagipula, katanya, aparat kepolisian tidak mempunyai hak untuk memukul warga negara yang sedang dalam posisi menyampaikan aspirasinya.
"Seharusnya aparat menghargai adanya perbedaan sikap dan pendapat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi. Selain itu, aparat kepolisian memang seharusnya mengayomi masyarakat dalam keadaan apapun. Kekerasan ini harusnya dapat dicegah," kata Tjahjo.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013