Beijing (ANTARA) - Visi China untuk menemukan solusi bagi pembangunan kota yang berkelanjutan (sustainable) dapat ditularkan ke seluruh dunia, demikian disampaikan Maimunah Mohd Sharif, Direktur Eksekutif Program Pemukiman Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN-Habitat), dalam sebuah wawancara kepada Xinhua baru-baru ini.

Lebih dari separuh populasi dunia saat ini tinggal di perkotaan. Per 2050 mendatang, jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi 70 persen, ujarnya, seraya menambahkan bahwa peran penting kota dalam pertumbuhan ekonomi mewakili berbagai peluang dan tantangan.

Peringatan Hari Kota Sedunia memiliki signifikansi untuk menyatukan pengalaman dan praktik-praktik yang lebih baik dari kota-kota lain guna mengatasi berbagai tantangan, yang merupakan solusi bagi kota, katanya.

Gagasan Hari Kota Sedunia diusulkan oleh Deklarasi Shanghai yang dikeluarkan di Shanghai World Expo pada 2010 lalu, untuk mendukung gagasan "Kota yang Lebih Baik, Kehidupan yang Lebih Baik" (Better City, Better Life). Hari Kota Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 31 Oktober.

"Ketika kita mendapatkan inovasi atau teknologi baru yang dapat memecahkan atau dapat mengatasi masalah di kota-kota, di situlah kita dapat mereplikasi dengan sebaik mungkin dan menerapkannya di negara-negara lain," sebutnya, seraya menyerukan upaya-upaya global.

Wakil Perdana Menteri China He Lifeng yang juga anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China, bertemu dengan Maimunah Mohd Sharif, wakil sekretaris jenderal PBB dan direktur eksekutif Program Pemukiman Manusia PBB (UN-Habitat) di Beijing, China, pada 24 Oktober 2023. (Xinhua/Zhai Jianlan)

Menceritakan kunjungannya ke Kota Shenzhen di China selatan, Sharif mengatakan, "Kesan pertama saya adalah kota ini sangat terencana dengan baik, dirancang dengan baik, dan dikelola dengan baik. Shenzhen merupakan sebuah kota yang masih muda, 40 tahun berkembang dari desa nelayan menjadi sebuah kota urban."

"Kita memiliki jalan pintas karena sudah adanya kota-kota, misalnya Shanghai atau Shenzhen atau kota-kota lain, yang sudah sangat berpengalaman dalam menerapkan solusi hijau," ujarnya setelah mengunjungi Institut Desain Teknik Kota Shanghai dan Shanghai Environment and Energy Exchange (SEEE).

Sharif menekankan pentingnya mengintegrasikan kaum muda di seluruh dunia ke dalam berbagai aspek pengambilan keputusan dan operasi dalam pembangunan perkotaan.

Dia mengakui bagaimana pemerintah China menempatkan kaum muda di garis depan, atau "perencanaan terpadu yang berpusat pada rakyat," menambahkan bahwa lebih dari 30 persen karyawan, terutama di kelompok usia muda, merupakan perempuan.

Mengenai kolaborasi UN-Habitat dengan pemerintah China, dia memuji upaya-upaya bersama dalam mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan, baik di dalam maupun di luar China.

Panduan Shanghai (Shanghai Manual) dan Indeks Keberlanjutan Shanghai (Shanghai Sustainability Index) berfungsi sebagai sumber daya yang berharga, memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan praktik-praktik terbaik di antara kota-kota, ujarnya.

Selain itu, dia menekankan pentingnya pembiayaan lokal untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim, serta kebutuhan akan kerangka kerja keuangan yang inklusif.

Tahun ini menandai peringatan ke-10 Hari Kota Sedunia. Peringatan Hari Kota Sedunia 2023 di China dimulai di Shanghai pada Minggu (29/10), dengan mengusung tema "Mendanai masa depan perkotaan yang berkelanjutan bagi semua" (Financing a sustainable urban future for all).

Shanghai Award memberikan penghargaan kepada kota-kota yang telah membuat kemajuan signifikan dalam mengejar vitalitas ekonomi dan kemakmuran kota, pembangunan ekologis dan hijau, keamanan dan ketahanan kota, serta pembangunan berkelanjutan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023