Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar antarbank Jakarta Senin menjelang keputusan mengenai kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan Senin sore bergerak menguat 10 poin ke posisi 9.870 per dolar ASdibanding sebelumnya (14/6) 9.880 per dolar AS.
"Rupiah bergerak cukup stabil pada Senin ini jelang keputusan BBM, diharapkan ada kenaikan sehingga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia akibat tingginya impor," kata analis Mega Capital, Arief Fahruri.
Penguatan rupiah juga dipicu kondisi dolar AS yang cenderung tertekan terhadap beberapa mata uang Asia lainnya menjelang pertemuan bank sentral AS, The Fed, untuk membahas aksi selanjutnya mengenai kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, pergerakan dolar AS belakangan ini cukup dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral AS.
"Pelaku pasar belum mengetahui apakah the Fed jadi mengurangi porsi stimulusnya dalam waktu dekat atau lebih memilih untuk mempertahankannya sampai tahun 2014 mendatang," kata dia.
Menurut dia, apabila otoritas menilai porsi pembelian obligasi senilai 85 miliar dolar AS per bulan sudah berdampak positif terhadap perekonomian, bukan tidak mungkin angkanya dikurangi secara bertahap dalam waktu dekat.
"Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan menggelar pertemuan kebijakan pada pekan ini," kata dia.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat menjadi 9.881 dibanding sebelumnya (14/6) 9.886 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013