"Saya melihat senjata tidak diarahkan ke atas. Tapi ke arah kerumunan massa," cerita Anton sambil berbaring di Rumah Sakit Raden Mattaher, Jambi, Senin.
Kejadian itu bermula ketika ia melihat aksi dorong-dorongan mahasiswa dengan polisi di depan kantor DPRD. Ia dalam posisi sedang mengambil gambar di tengah-tengah massa
Anton menyatakan peluru yang mengenai matanya itu langsung, bukan pantulan.
"Saya ini anggota Perbakin. Jadi tahu posisi senjata yang ditembakkan langsung ke arah massa," ujarnya.
Anton masih terbaring lemas di ruang perawatan THT dan Mata RSU Raden Mattaher setelah menjalani operasi lebih kurang dua jam, proyektil peluru gas air mata berhasil diangkat dari bawah mata kanan Anton.
Ia menyatakan saat ini pandangannya kabur. Rahang dan giginya terasa nyeri.
Sementara Kapolda Jambi Satriya Hari Prasetya mangakui penembakan yang mengakibatkan korban seorang wartawan Trans7 berrnama Anton.
"Memang ada kejadian penembakan di Kantor DPRD Jambi. Kata dokter, korban terkena benda tumpul," kata Kapolda di RSUD Raden Mataher.
Kapolda menyatakan akan bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
"Saya siap bertanggung jawab atas peristiwa Ini," lanjutnya.
Kapolda belum dapat menyebutkan nama pelaku penembakan, sebab dalam proses penyelidikan Propam Polda Jambi.
Pewarta: Nurul Fahmy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013