Gaza, Palestina (ANTARA) - Doctors Without Borders mengumumkan bahwa lebih dari 20.000 warga Palestina yang terluka masih berada di Jalur Gaza setelah gelombang pertama korban luka dan pasien pada Rabu (1/11) dipindahkan ke Mesir melalui penyeberangan Rafah.

Pernyataan lembaga tersebut mengatakan bahwa warga Palestina yang terluka memiliki akses terbatas untuk layanan kesehatan akibat pengepungan dan bombardemen yang terus dilakukan oleh pasukan Israel.

Doctors Without Borders menjelaskan sebanyak 22 pegawai mereka dapat meninggalkan Gaza.
Baca juga: Mesir terima warga cedera Gaza dan asing lewat perlintasan Rafah

“Mereka yang ingin meninggalkan Gaza harus diizinkan tanpa ditunda lagi dan tanpa mengurangi hak mereka untuk nantinya kembali ke Gaza," katanya.

Disebutkan pula bahwa mereka menyerukan “gencatan senjata segera”.

Doctors Without Borders menambahkan persediaan medis darurat dan pekerja kemanusiaan harus diizinkan masuk ke Gaza, di mana rumah sakit yang penuh sesak dan sistem kesehatan berisiko hancur total.

Sumber: WAFA

Baca juga: 1.000 anak Palestina dari Gaza akan dirawat Uni Emirat Arab
Baca juga: Syuhada bergelimpangan di Gaza akibat bombardemen Israel
Baca juga: Kehabisan bahan bakar, RS pengobatan kanker di Gaza setop beroperasi

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023