Mataram (ANTARA News) - Sekitar 300 mahasiswa dari berbagai elemen melakukan demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di jalan utama di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.
Ratusan mahasiswa itu terbagi dalam empat kelompok yakni Aliansi Rakyat untuk Pembebasan (ARP) sebanyak 80 orang lebih, Front Rakyat Menggugat (FRM) dengan kekuatan massa sekitar 30 orang, Front Perjuangan Rakyat (FPR) sekitar 130 orang dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI NTB sekitar 40 orang lebih.
Massa aksi dari kelompok ARP menyatakan menolak kenaikan harga BBM karena menurut mereka kenaikan BBM bukan solusi untuk rakyat.
"Itu hanya keinginan elit politik, sehingga rakyat harus berjuang untuk membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM saat ini. Masih banyak cara untuk mengatasi besarnya nilai subsidi untuk BBM, pemerintah pusat tahu itu," kata PErwakilan dari ARP, Dedi dalam orasinya.
Sementara massa aksi dari kelompok FRM juga menyatakan menolak kenaikan harga BBM karena menurut mereka, hal itu hanya akan memicu kenaikan harga barang kebutuhan pokok, dan akan memicu kenaikan biaya hidup lainnya.
Kenaikan BBM juga akan mendorong terjadinya kenaikan tarif angkutan umum dan alat transportasi lainnya.
Selain itu, usaha mikro kecil yang jumlahnya sangat banyak juga akan terpengaruh dampak kenaikan harga BBM.
Aksi massa terkait penolakan kenaikan harga BBM itu berjalan aman dan lancar, dan aparat kepolisian memberi pengawalan sekaligus mengatur kelancaran lalu lintas.
Pewarta: Anwar Maga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013