Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Akses jalur yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang, Jawa Timur normal kembali setelah jembatan Kali Glidik II rampung pembangunannya, sehingga mobilitas masyarakat di dua kabupaten kembali lancar.
"Masyarakat bisa menggunakan jembatan penghubung antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Mulai hari ini sudah bisa dilewati oleh kendaraan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha Mudiarto dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Kamis.
Menurut dia jembatan dengan panjang 45 meter tersebut dibangun oleh Tim Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa - Bali Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Jawa Timur.
"Saya berharap aktivitas masyarakat di dua kabupaten yang selama ini terkendala bisa kembali menikmati akses jembatan dan kembali normal. Bagi masyarakat, jembatan itu sangat bermanfaat, apalagi jembatan itu penghubung di dua kabupaten," tuturnya.
Ia menjelaskan pemerintah melakukan percepatan pembangunan jembatan tersebut dengan pembangunan dua arah, baik dari Kabupaten Lumajang maupun dari Malang, sehingga proses penyelesaiannya juga lebih cepat.
"Pembangunan jembatan baru itu masih di titik yang sama, hanya saja dilakukan penguatan pada pondasi agar bisa menahan derasnya aliran lahar dingin Gunung Semeru apabila turun dengan deras sewaktu-waktu," katanya.
Sebelumnya jembatan Kali Glidik II tersebut rusak akibat terjangan lahar dingin Gunung Semeru pada 7 Juli 2023, sehingga pemerintah berusaha memperbaiki jembatan yang menghubungkan dua kabupaten itu.
Proses pengerjaan jembatan tersebut lumayan cepat, bahkan selesai sebelum target yang ditetapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, yakni selama empat bulan.
Baca juga: Menteri PUPR targetkan empat bulan pembangunan jembatan permanen
Baca juga: Jembatan penghubung dua kecamatan di Lumajang terputus akibat banjir
Baca juga: PUPR siapkan pengganti sementara Jembatan Kali Glidik II yang ambruk
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023