Jakarta (ANTARA) - Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP28) ke-28 siap digelar di Expo City Dubai pada 30 November mendatang.

Uni Emirat Arab (UAE) adalah negara pertama di kawasan yang meratifikasi Perjanjian Paris dan yang berkomitmen terhadap pengurangan emisi secara ekonomi sekaligus negara pertama yang mengumumkan inisiatif strategis Net Zero pada 2050.

"Kami di UEA percaya bahwa dengan kerja sama, situasi yang paling mendesak sekalipun dapat diatasi. Ketika kita bertindak berdasarkan solidaritas maka kita mampu mengatasi tantangan perubahan iklim," kata Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem AlDhaheri di Kedutaan Besar UEA di Jakarta, Kamis.

Dubes menambahkan bahwa UEA sangat yakin dapat memperkuat dan menemukan kembali kekuatan terbesar umat manusia yakni kemampuan untuk berkolaborasi, mengatasi perbedaan serta memanfaatkan kekuatan tindakan kolektif.
Baca juga: Malaysia sepakati usulan penerapan mekanisme pasar karbon nasional

Berdasarkan keyakinan kuat itulah, lanjut Dubes, kepresidenan COP28 telah mengembangkan rencana komprehensif untuk meningkatkan aksi iklim global yang didasarkan pada lima pilar.

Adapun lima pilar yang dimaksud adalah, pertama, mempercepat transisi yang terorganisir, bertanggung jawab dan berkeadilan di sektor energi. Kedua, mengembangkan mekanisme pendanaan perubahan iklim.

Ketiga, fokus pada kehidupan dan mata pencaharian, keempat melindungi dan memulihkan ekosistem serta pilar kelima yakni inklusivitas penuh dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga: Presiden COP28 ajak dunia lebih berani dan tegas penuhi ambisi iklim

Dubes juga menyeru seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk memanfaatkan COP28 guna menghasilkan inisiatif dan proyek yang mendukung komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi, memasukkan sistem pangan ke dalam rencana iklim Indonesia, memulihkan ekosistem dan transisi menuju energi ramah lingkungan.

Terpilihnya UEA sebagai tuan rumah COP28 yang berlangsung pada 30 November hingga 12 Desember itu berdasarkan rekam jejak aksi negara tersebut dalam menghadapi tantangan iklim global.

KTT COP28 bertujuan untuk menyatukan dunia menuju kesepakatan mengenai solusi yang berani, praktis dan ambisius terhadap tantangan global yang paling mendesak saat ini.

Baca juga: Jelang COP28, belum ada kesepakatan soal dana kerusakan akibat iklim

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023