Juba (ANTARA) - Sekitar 997.743 pengungsi telah tiba di Sudan Selatan dalam kepulangan secara spontan sejak Oktober 2018 hingga September 2023 setelah penandatanganan revitalisasi perjanjian perdamaian mengenai penyelesaian konflik.

Perihal itu disampaikan dalam laporan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) pada Selasa (31/10).

Menurut UNHCR, 51 persen pengungsi yang diwawancarai mengatakan mereka pulang ke Sudan Selatan lantaran situasi keamanan yang membaik di negara tersebut.

Sebanyak 41 persen pengungsi yang pulang mengaku ingin berkumpul kembali dengan anggota keluarga mereka di Sudan Selatan, dan 26 persen lainnya menyebut membaiknya ketersediaan layanan di negara itu menjadi alasan kepulangan mereka.

"Pada kuartal ketiga 2023, total 2.646 rumah tangga dengan sekitar 12.244 individu diwawancarai di 10 negara bagian, yaitu negara bagian Nil Hulu, Bahr el Ghazal Utara, Bahr el Ghazal Barat, Lakes, Jonglei, Khatulistiwa Tengah (Central Equatoria), Khatulistiwa Timur (Eastern Equatoria), Khatulistiwa Barat (Western Equatoria), Unity, dan Warrap," ungkap UNHCR dalam survei terbaru mereka yang dirilis di Juba, ibu kota Sudan Selatan.

Setiap tiga bulan, UNHCR dan para mitra mengumpulkan informasi terkait kepulangan para pengungsi melalui wawancara dengan sejumlah narasumber penting, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan laporan pemantauan mitra.

Bekerja sama dengan Komisi Bantuan dan Rehabilitasi Pemerintah Sudan Selatan, UNHCR memverifikasi laporan-laporan tersebut melalui wawancara secara acak dengan beberapa rumah tangga pengungsi yang pulang di daerah-daerah tujuan kepulangan mereka.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023