Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata dan salah seorang peneliti di Universitas Indonesia Dr. dr. Elvioza, SpM(K) mengatakan bahwa faricimab mengurangi risiko infeksi dan pendarahan saat perawatan degenerasi makula terkait usia (AMD) dan Diabetik Makular Edema (DME).
“Faricimab dapat disuntikkan dengan interval selama empat bulan sehingga suntikan diberikan lebih sedikit dibandingkan dengan obat anti-VEGF lainnya,” kata Elvioza di Jakarta, Kamis.
Obat anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF), salah satu pengobatan degenarasi makula, lainnya mengharuskan pasien untuk menjalani penyuntikan tiap bulan. Sedangkan, faricimab hanya memerlukan penyuntikan sebanyak sekali dalam empat bulan.
Baca juga: Berhenti merokok kurangi risiko Wet-AMD yang berujung kebutaan
Elvioza menjelaskan bahwa penyuntikan merupakan suatu tindakan pengobatan yang invasif karena memasukkan obat dari luar ke dalam bola mata.
Risiko dari tindakan tersebut, ucapnya melanjutkan, adalah kemungkinan terdapat kuman yang terbawa pada saat penyuntikan. Oleh karena itu, semakin panjang interval penyuntikan, maka risiko infeksi akan semakin kecil.
“Pasti mengurangi efek samping itu, infeksi, termasuk juga pendarahan dan kebutaan. Itu efek samping,” kata Elvioza.
Dia menjelaskan bahwa faricimab merupakan antibodi spesifik yang dirancang untuk menghambat penyebab penyakit degenerasi makula terkait usia (AMD) dan Diabetik Makular Edema (DME), serta dapat mengurangi potensi terjadinya inflamasi atau pembengkakan.
Mengenai manfaat, kata Elvioza melanjutkan, dengan jumlah suntikan yang lebih sedikit dibandingkan obat anti-VEGF lainnya, faricimab memberikan manfaat yang sama.
“Jadi, di situ keunggulannya. Hasil sama, jumlah suntikan sedikit, pasti efek sampingnya juga lebih sedikit,” kata dia.
Elvioza juga menjelaskanfaricimab menghambat dua jalur penting penyebab AMD dan DME, yakni menghambat VEGF-A untuk mengurangi neovaskularisasi atau pembentukan pembuluh darah baru dan mengurangi kebocoran pembuluh darah, serta menghambat Ang-2 untuk mengurangi kebocoran pembuluh darah dan mengurangi peradangan.
“Penghambatan Ang-2 dan VEGF-A oleh faricimab menyebabkan stabilitas pembuluh darah yang berkelanjutan,” kata Elvioza.
Baca juga: Tangani dini AMD agar penglihatan tak semakin memburuk
Baca juga: Waspada retinopati diabetik, dokter imbau pengidap diabetes cek mata
Baca juga: Mengenal sindrom mata kering yang mengintai selama WFH
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023