Surabaya (ANTARA News) - Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya saat ini mengembangkan obat herbal untuk anti-demam berdarah.
"Jika obat ini berhasil dikembangkan, maka Unair bisa membantu pemerintah menaikkan bargaining point dalam negosiasi global," kata Ketua ITD Unair Prof Nasronuddin di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan proyek itu juga akan berdampak nasional, karena proyek itu akan banyak menyerap tenaga kerja, sebab bahan utama obat ini bisa ditanam di Indonesia secara massal di area yang luas.
"Salah satu tempat yang cocok untuk mengembangkan tanaman itu adalah Provinsi Maluku Utara dan pemerintah daerah setempat telah mengizinkan pengembangan tanaman tersebut di daerah mereka," katanya.
Menurut dia, target Unair dalam pengembangan obat anti-demam berdarah itu memang tidak hanya melibatkan peneliti, tetapi memberi dampak pada ekonomi dan sosial masyarakat.
"Pemerintah daerah bisa menyediakan lapangan pekerjaan dengan membuka kebun untuk penanaman bahan utama obat itu. Jadi, kami bisa menjaga kepercayaan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) yang telah menetapkan ITD Unair sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Nasional di bidang Kesehatan dan Obat, khususnya Riset Biologi Molekuler," katanya.
Sebagai lembaga riset medis, ITD Unair memiliki 15 "study group" yang menjadi spesialisasi, di antaranya Influenza, Dengue, HIV/AIDS, Hepatitis, Malaria, Stem Cell, Human Genetics, Natural Products, Molecular Oncology, Bee Health Product Development, Proteomic, Tuberculosis, Leprosy, Entomology, dan Intestinal Infection.
"Penelitian yang kami lakukan akan berupaya menghasilkan kit-diagnostik, standard antigen dan antibody, vaccine seed, enzim, produk herbal, dan stem cell. Ada pula penelitian mengenai terapi HIV/AIDS dengan sengatan lebah," katanya.
Pewarta: Edy M. Ya`kub
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013