Inflasi di Sulsel 2,89 persen ini lebih tinggi dari inflasi nasional pada Oktober 2023 yang berada pada posisi 2,56 persen
Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat pada Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 2,89 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,05 menjadi 116,32
Kepala Bagian Umum BPS Sulsel Khaerul Agus di Makassar, Rabu, mengungkapkan bahwa secara bulanan (month to month/mtm) terjadi inflasi sebesar 0,36 persen, dan inflasi sepanjang 2023 (year to date/ytd) sebesar 1,91 persen.
Inflasi di Sulsel 2,89 persen ini lebih tinggi dari inflasi nasional pada Oktober 2023 yang berada pada posisi 2,56 persen.
Ia mengungkapkan dari lima kota IHK di Sulsel, seluruhnya mengalami inflasi pada Oktober 2023, dengan yang inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 3,01 persen dengan IHK 116,40, sementara yang terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 1,87 persen dengan IHK 115,02.
Sementara, lanjut dia, kota-kota lainnya juga mengalami inflasi yaitu Kota Parepare sebesar 2,65 persen dengan IHK 117,95, Kota Bulukumba sebesar 2,61 persen dengan IHK 115,77 dan Kota Watampone sebesar 2,43 persen dengan IHK 114,72.
Khaerul menjelaskan inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,44 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,20 persen.
Baca juga: BPS: Perdagangan internasional Sulsel masih surplus 705 juta dolar AS
Lalu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,83 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,69 persen; kelompok transportasi sebesar 2,01 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen.
Kemudian kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,12 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,13 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,46 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,55 persen.
Untuk komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Oktober 2023, lanjut Khaerul di antaranya beras, rokok kretek filter, angkutan udara, emas perhiasan, bawang putih, kontrak rumah, ikan benggol, telur ayam ras, kacang panjang dan rokok putih.
"Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, di antaranya bawang merah, cabai rawit, jagung manis, ikan kembung, udang basah, baju Muslimah, kol putih, cumi-cumi, ayam hidup dan asam," ucapnya.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Sulsel alami kenaikan 0,56 persen
Baca juga: Tingkat kunjungan wisatawan asing ke Sulsel turun 7,04 persen
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023