Bonus demografi bisa menjadi hambatan kalau kita tidak mau berinovasi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini di hadapan pemuda yang berkumpul di acara Konvensi Nasional Junior Chamber International (JCI) 2023, meminta untuk berperan dalam penanganan kesejahteraan sosial.
Mensos Risma dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu, berbicara tentang bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada tahun 2045, yang bisa menjadi peluang sekaligus hambatan.
"Bonus demografi bisa menjadi hambatan kalau kita tidak mau berinovasi," ujarnya.
Mensos membagikan pengalamannya dalam penanganan kesejahteraan sosial di Hotel Shangri La, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/11).
Pengalamannya dalam menciptakan inovasi sesuai kebutuhan penerima manfaat, salah satunya penyandang disabilitas. Inovasi ini bertujuan agar penyandang disabilitas bisa hidup mandiri.
Inovasi tersebut antara lain memproduksi tongkat penuntun adaptif, motor roda tiga yang dimodifikasi, dan berbagai inovasi lainnya. Dengan inovasi ini, aktivitas para penyandang disabilitas sehari-hari akan lebih mudah, sehingga menciptakan kemandirian bagi para penyandang disabilitas.
Di hadapan para peserta konvensi, Mensos meminta agar para pemuda ikut serta dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial. Mensos memaparkan program-program yang dilaksanakan di Kemensos untuk meningkatkan kemandirian para penerima manfaat, salah satunya program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Program ini menyasar penerima bantuan sosial (bansos) berusia produktif. Sejak disetujui Presiden pada November 2022, PENA sudah mampu mengeluarkan ribuan orang dari kemiskinan ekstrem.
Sementara itu, Presiden Nasional JCI Indonesia Felix Soesanto dalam sambutannya menyampaikan niat JCI untuk berkolaborasi dengan Kemensos dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan masalah sosial.
"Agar langkah pertama yg dilakukan adalah segera melakukan audiensi dengan Mensos. Agar program-program JCI di masa depan bisa bersinergi dengan Kemensos," ujarnya.
JCI adalah organisasi nasional pemuda non-politik dan non-sektarian yang merupakan bagian dari organisasi kepemudaan internasional terbesar di dunia yang berafiliasi pada PBB.
Organisasi ini merupakan komunitas internasional untuk pemuda berusia antara 18 sampai 40 tahun dengan maksud dan tujuan untuk menciptakan perubahan positif di seluruh dunia.
Sejak berdiri, JCI sudah melakukan banyak aksi di bidang sosial seperti walk for autism untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kehadiran dan keberadaan anak berkebutuhan khusus. Ada juga aksi di Probolinggo Jawa Tengah, antara lain JCI membantu masyarakat menyediakan sumur air bersih. Sedangkan di Jakarta, JCI memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pencegahan stunting.
Sebelumnya, JCI sudah bekerja bersama Mensos di Surabaya yang saat itu masih menjabat sebagai walikota. Bersama Mensos, JCI menginisiasi kegiatan walk for autism yang diikuti oleh lebih dari 2.000 anak berkebutuhan khusus.
Baca juga: Mensos: 135 peserta PENA di Malang Raya lepas dari kemiskinan ekstrem
Baca juga: Jadi rujukan, Kemensos ingin adopsi penanganan PPPKS Kota Surabaya
Baca juga: Mensos harapkan karang taruna terlibat pembangunan kesejahteraan sosial
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023