Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Rachmat Witoelar pulang ke kediamannya di perumahan Widya Candra, Jakarta, Sabtu, setelah dirawat di RS Harapan Kita. Witoelar dinyatakan sehat oleh pihak RS Jantung Harapan Kita setelah dirawat selama empat hari sejak Rabu (12/7) karena pingsan di geladak KRI Tanjung Dalpele-972, di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, Tanjung Priok. Menneg LH meninggalkan rumah sakit dijemput oleh istrinya Erna Witoelar serta didampingi oleh anak-anaknya, dan sampai di kediamannya sekitar pukul 17.00 WIB. Kepulangan Witoelar disambut oleh beberapa staf ahli Menneg LH dan para deputi Kementrian LH yang kemudian mendengarkan cerita Menneg LH mengenai kondisinya selama dirawat. "Atas permintaan Presiden, saya `check-up` kesehatan, hasilnya semua normal. Cuma ada kecenderungan asam urat," katanya. Sementara itu Erna mengatakan, bahwa dokter yang merawat suaminya merekomendasikan agar Witoelar beristirahat di rumah selama lima hari. Peristiwa pingsannya Menneg LH terjadi sesaat setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan TNI-AL pada Rabu lalu yang sempat menimbulkan kepanikan para peserta acara. Witoelar sejatinya akan memberikan sambutan tentang nota kesepahaman dengan mitranya, Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Slamet Soebijanto. Nota kesepahaman tentang pengamanan dan pengelolaan lingkungan hidup itu memang sempat ditandatangani kedua pemimpin itu. Saat Soebijanto mulai membacakan sambutannya, Witoelar yang seharusnya mendapat giliran sesudah itu, masih mampu berdiri sekalipun tangan kanannya mulai memegangi tiang mikrofon. Hanya sekitar dua menit sambutan Soebijanto itu dibacakan, Witoelar tumbang. Suara tubuh menimpa lantai geladak yang terbuat dari besi itu terdengar sangat jelas dan keras. Soebijanto, begitu mengetahui menteri kabinet di sebelahnya tumbang, kontan melempar naskah sambutannya dan turut memegangi tubuh mantan Duta Besar RI di Moskwa itu. Soebijanto kemudian juga turut mengangkat tubuh Witoelar ke dalam ambulans dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa Witoelar ke rumah sakit terdekat dengan pengawalan pembuka jalan yang biasa mengawal dia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006