Malang (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring meminta agar pemerintah RI lebih proaktif melobi Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait dengan bombardir Israel di kawasan Timur Tengah termasuk Libanon dan Palestina. "Selain melobi AS, pemerintah juga harus melakukan pendekatan pada PBB, Eropa dan negara-negara di dunia lainnya untuk melakukan penekanan kepada Israel agar menghentikan serangannya terhadap kedua negara tersebut," katanya saat melakukan silaturrahim dengan kader PKS di Malang, Sabtu. Negara-negara di dunia apalagi Israel, katanya, tidak mengerti dan paham dengan hanya imbauan dan seruan saja, tetapiharus dengan tekanan yang terus menerus sampai Israel menghentikan aksi bombardirnya itu. Selain proaktif melobi AS, PBB dan negara-negara di dunia, Tifatul juga menyerukan agar masyarakat dunia khususnya Indonesia dan negara-negara Arab memboikot seluruh produk dan merek dagang AS serta Israel. Dikatakannya, tidak hanya produk dan merek dagang saja yang menjadi sasaran boikot, tetapi juga supermarket yang menjual produk negara itu serta pengusaha dan negara-negara yang bekerjasama baik dengan AS maupun Israel. AS juga perlu diboikot, karena selama ini AS membiarkan bahkan memberikan dukungan terhadap langkah Israel, apapun yang telah disepakati dan diputuskan PBB, AS juga selalu menggunakan hak vetonya dengan egois. Sebenarnya, lanjutnya, tidak hanya Israel yang harus ditekan, tetapi AS juga harus diperingatkan dan ditekan agar tidak membiarkan Israel melakukan tindakan "brutalnya" atas negara-negara di kawasan Timur Tengah. Menyinggung upaya jihad untuk memberikan dukungan dan pembelaan terhadap dua negara yang diserah Israel tersebut, Tifatul mengatakan, akan sangat sulit melakukan jihad secara fisik, karena seluruh wilayah kedua negara tersebut dikelilingi tentara Israel. "Yang bisa kami lakukan hanya jihad secara keuangan dengan cara `one man one dollar` sehingga target Rp10 miliar bisa tercapai yang saat ini sudah terkumpul lebih dari Rp3 miliar dan dana itu sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan bukan berlatar belakang agama tertentu," ujarnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006