Pola demi pola mural itu dilukis oleh dua laki-laki dewasa, yang kemudian diikuti anak-anak perempuan di kampung itu,

Batam (ANTARA) - Kampung Seni Batam. Nama itulah yang tertera di gapura berwarna hijau di permukiman warga di tengah kota industri ini. Padahal, sejatinya nama perumahan itu adalah Bida Kharisma.

Namun, karena sepanjang jalan dipenuhi mural dan terdapat beberapa rumah produksi seni, maka permukiman itu lebih populer dengan nama Kampung Seni Batam.

Saat memasuki kawasan itu, pandangan mata langsung disambut dengan bermacam mural yang tergambar di setiap tembok rumah warga. Ada mural dengan sapuan kuas berkonsep abstrak, kartun-kartun, hewan, hingga wajah seorang pahlawan lengkap dengan beberapa kutipan tentang kehidupan.

Pada suatu sore, di salah satu sudut rumah yang memiliki tembok yang cukup lebar, terdapat beberapa warga yang tengah membuat mural bertemakan flora di dinding rumah tersebut.

Pola demi pola mural itu dilukis oleh dua laki-laki dewasa, yang kemudian diikuti anak-anak perempuan di kampung itu, yang turut berkreasi dengan mewarnai gambar yang sudah berpola.

Tak hanya dinding rumah yang dibuat mural, di setiap teras rumah warga juga terpampang sejumlah lukisan yang merupakan hasil karya seni dari penghuni Kampung Seni Batam.

Di sana juga terdapat satu rumah yang dijadikan sebagai galeri lukisan kampung seni, yang juga dijadikan rumah kreasi bagi pelukis di kampung itu.

Di dalam rumah itu, ratusan lukisan hasil karya para seniman pun terpajang rapi. Hampir seluruh permukaan tembok di rumah galeri itu dipenuhi dengan bingkai lukisan dengan motif beragam, mulai dari pemandangan, aktivitas masyarakat, flora dan fauna, sampai lukisan bergaya abstrak.

Lukisan yang tersedia di Kampung Seni juga dapat dijual kepada pengunjung yang tertarik.

Ukuran lukisannya bervariasi, mulai dari yang berskala kecil hingga besar. Harganya pun di banderol mulai dari Rp30 ribu hingga puluhan juta rupiah. Semua lukisan ini layak dijadikan buah tangan oleh wisatawan usai berkunjung ke kampung itu.

Saking banyaknya karya seni lukis yang dihasilkan oleh seniman, pada tahun 2019 Kampung Seni Batam pun menggelar karnaval dengan dengan memajang ratusan lukisan kanvas di sepanjang jalan utama kampung itu.

Hal tersebut dilakukan agar Kampung Seni selain menjadi destinasi wisata tujuan para pelancong yang datang ke Kota Batam. Lebih dari itu, diharapkan hasilnya dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi warga di kampung itu.

Bermodalkan swadaya masyarakat di Kampung Seni Batam, terdapat juga rumah produksi kerajinan tangan yang menghasilkan berbagai cendera mata, mulai dari gantungan kunci, kerang lukis, rajutan, dan aneka kerajinan lainnya yang di bandrol mulai dari harga Rp5.000 hingga Rp30.000.

Penggagas Kampung Seni Batam, Asep Carno. ANTARA/Jessica

Kampung Seni Batam yang mulai didirikan pada tahun 2019 itu digagas oleh seorang pria kelahiran Cianjur tahun 1983, Asep Carno.

Asep pada awalnya melakukan penataan di lingkungan tempat tinggalnya secara berkala, kemudian juga diikuti oleh sedikit demi sedikit oleh masyarakat di lingkungan sekitar.

Untuk mulai menggerakkan Kampung Seni di perkotaan dan di tengah masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda, tentu bukan perkara mudah.

"Setelah warga merasakan manfaatnya, mereka bisa menerima lalu ambil bagian dalam aktivitas kesenian itu, termasuk anak-anak," kata Asep.

Setelah warga melihat perkembangan Kampung Seni dan dinilai cukup menjanjikan bagi perkembangan ekonomi masyarakat sekitar, akhirnya masyarakat pun turut serta dalam mengembangkan Kampung Seni agar menjadi pilihan destinasi wisata di Kota Batam.

Sampai akhirnya pada tahun 2020, Kampung Seni Batam berhasil memiliki kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan masuk dalam deretan pilihan destinasi wisata di Kota Batam dan memberikan kontribusi. Sumbangsih ekonomi ini diperoleh dari kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Tak jarang sejumlah agen perjalanan di Kota Batam turut membawa para wisatawan untuk singgah ke Kampung Seni Batam, agar dapat merasakan suasana kampung seni hingga mencoba langsung melukis di atas kanvas dan membuat kerajinan tangan dengan melukis di cangkang kerang yang kemudian dapat jadikan cendera mata.

Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam juga gencar memperkenalkan kampung seni itu dengan memberikan informasi serta rekomendasi kepada para agen perjalanan, agar Kampung Seni dijadikan pilihan destinasi wisata di kota itu.

Kampung Seni tersebut sebenarnya cakupannya luas, bukan hanya di bidang kerajinan tangan. Nantinya kampung seni ini dapat menghadirkan sejumlah atraksi yang menggambarkan miniatur Indonesia.

Untuk meningkatkan eksistensi Kampung Seni Batam agar lebih dikenal masyarakat hingga wisatawan mancanegara, kampung itu direncanakan menghadirkan sebuah sanggar seni, yang ke depan menampilkan rangkaian pentas seni teater, tarian tradisional, serta musik tradisional untuk menghibur para wisatawan.

Jika dapat dikelola baik dan konsisten, itu dapat menggaet sejumlah sanggar tari di Batam untuk turut serta menyuguhkan tarian tradisional dari Sabang sampai Merauke sehingga Kampung Seni juga dapat memberikan wajah baru untuk destinasi wisata Kota Batam.

Kehadiran Kampung Seni Batam di tengah perkotaan bukan serta-merta hanya menyuguhkan berbagai macam karya seni tangan oleh seniman-seniman yang ada, namun bisa dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Batam.


Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023