Beijing (ANTARA News) - Bintang sepakbola asal Inggris, David Beckham, ingin makin memomulerkan namanya di Asia dengan membangun sebuah sekolah sepakbola di benua itu. Gelandang Real Madrid yang baru mengundurkan diri dari jabatan kapten timnas Inggris usai tersingkir dari Piala Dunia itu tengah mencari kota di Asia yang bisa menjadi tempat berdirinya sebuah sekolah sepakbola mumpuni seperti yang telah dijalankannya di London dan Los Angeles. "Kami mencari lokasi dari Pasifik hingga Timur Tengah serta wilayah di antara kedua tempat itu. Bukan masalah kota apa yang menginginkan (akademi itu) tetapi dimana yang terbaik untuk membangunnya," kata Ed Cunningham dari AEG, yang bekerjasama dengan 19 Entertainment dalam proyek tersebut kepada Reuters. "Kami ingin tempat itu menjadi semacam penghubung bagi anak-anak di seluruh Asia," lanjutnya. Saat masih bocah, Beckham masuk sekolah sepakbola yang dijalankan oleh mantan pemain Inggris dan Manchester United, Bobby Charlton, dan ia ingin membagi pengalaman yang sama dengan generasi mendatang. "Inilah yang ingin dilakukannya saat pensiun, membantu anak-anak mengembangkan kepemimpinan dan kemampuan sepakbola," tambah Cunningham. Akan tetapi, akademi itu bukan organisasi nirlaba, dan bukan pula ditujukan untuk menciptakan David Beckham baru. "Sekolah itu bukan untuk anak-anak berbakat. Mungkin akan ada beberapa yang benar-benar berbakat tetapi akan lebih banyak anak-anak yang belum bisa bermain," tutur Cunningham. "Sekolah itu menggunakan dana dari sponsor yang dialokasikan oleh David ke akademi. Ini adalah bisnis yang mahal. Pembangunan akademi di London saja menghabiskan sekitar sembilan juta poundsterling," tambahnya. Meskipun sekolah itu bersifat komersial tetapi Cunningham mengatakan mereka tidak akan terburu-buru membangun banyak sekolah di seluruh Asia. "David Beckham selalu menyediakan waktu untuk mengunjungi sendiri akademinya. Kami tidak ingin membuatnya semakin sibuk. Ini bukan jenis akademi yang menggunakan nama David tetapi ia sendiri tidak pernah muncul. Ia terlibat dalam semua detil perencanaan," jelas Cunningham kepada Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006