Hingga saat ini, tingkat surut banjir sudah sekitar 40 persen atau turun 50 centimeter. Banjir ini terjadi akibat luapan air Sungai Mahakam menyusul curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir,"

Samarinda (ANTARA News) - Banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim yang menyebabkan ratusan rumah warga terendam sejak dua bulan terakhir, kini berangsur surut.

"Hingga saat ini, tingkat surut banjir sudah sekitar 40 persen atau turun 50 centimeter. Banjir ini terjadi akibat luapan air Sungai Mahakam menyusul curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Darmansyah saat dihubungi dari Samarinda, Sabtu.

Menurut dia, meskipun air sudah mulai surut, tetapi sebagian lantai rumah warga ada yang masih tergenang air rata-rata 30 centimeter, karena terletak di dataran rendah.

Sedangkan pergerakan air yang turun, berkurang antara 2 sampai 5 centi meter dalam sehari. Ini berarti pergerakan air cukup lambat.

Dengan berkurangnya ketinggian air tersebut, kata Darman, warga yang sebelumnya mengungsi kini mulai kembali ke rumah masing-masing. Sementara warga yang rumahnya masih ternedam air cukup dalam masih bertahan di lokasi pengungsian.

Hingga Sabtu ini, jumlah pengungsi yang tersisa di tempat pengungsian adalah 69 kepala keluarga (KK).

Pada akhir Mei 2013, jumlah pengungsi akibat banjir di Muara Kaman berjumlah 111 KK atau 473 jiwa. Mereka mengungsi ke Desa Benua Lawas dan Gunung Tebalai karena lokasi itu lebih tinggi.

Banjir di Muara Kaman hampir tiap tahun terjadi, tetapi untuk tahun ini merupakan yang tertinggi. Kondisi inilah yang menyebabkan warga mengungsi, padahal di tahun-tahun sebelumnya warga tidak mengungsi karena banjirnya tidak separah sekarang.

Pemkab Kukar melalui instansi terkait telah memberikan sejumlah bantuan, di antaranya berupa makanan siap saji, bahan kebutuhan pokok, perhatian terhadap kesehatan warga, dan penyediaan air bersih.


(KR-GFR/R007)

Pewarta: M Ghofar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013