Kami sedang jajaki, bahkan kami studi banding ke Surabaya, Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah,"

Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sedang menjajaki peluang pendirian pabrik rokok di Pulau Lombok agar potensi besar tembakau virginia dapat dioptimalkan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

"Kami sedang jajaki, bahkan kami studi banding ke Surabaya, Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB Lalu Imam Maliki di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa dasar pemikirannya, yakni sebagian besar bahan baku untuk rokok nasional bersumber dari NTB yang mencapai 75--80 persen kebutuhan nasional.

Bahkan, data dari Dinas Perkebunan NTB menyebutkan potensi produksi tembakau Virginia di Pulau Lombok mencapai 48.000 ton atau 95 persen dari total kebutuhan tembakau virginia nasional sebanyak 50.000 ton per tahun.

Potensi areal tanam tembakau virginia di wilayah NTB, khususnya Pulau Lombok, mencapai 58.516 hektare. Sebanyak 10.098 ha berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, 19.263 ha di Lombok Tengah, dan 29.154 ha di Lombok Timur.

Produktivitas tembakau virginia untuk bahan baku rokok di Pulau Lombok, NTB, juga mengalami peningkatkan relatif cukup signifikan setiap tahun, hingga mencapai 1,9--2 ton/ha.

Masa produksi selama lima bulan dengan pelibatan pelaku usaha tani sebanyak 23.000 orang dan 18 unit perusahaan pengelola tembakau sebagai mitra petani dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 154.000 orang.

Namun, sejauh ini tembakau virginia produk NTB yang dikirim ke luar daerah berbentuk krosok dalam kemasan khusus (peti kemas yang memiliki pengaturan suhu) sebagai bahan baku industri karena belum ada pabrik rokok sehingga petani pun masih harus memanaskannya dalam oven tembakau.

Sejauh ini, harga bahan baku tembakau virginia produk NTB yang diantarpulaukan lebih dari 20 perusahaan mitra petani tembakau itu berbentuk krosok berkisar antara Rp16.000--Rp29.000/kilogram.

"Oleh karena itu, dibutuhkan pabrik rokok yang beroperasi di wilayah NTB, dan itu sedang dijajaki," ujar Imam.

Ia mengaku telah berdiskusi relatif cukup lama dengan manajemen pabrik rokok yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan meyakinkan bahwa keberadaan pabrik rokok di wilayah NTB didukung bahan baku yang memadai.

Imam pun mengaku sempat mempertanyakan alasan perusahaan rokok enggan mendirikan pabrik rokok di Pulau Lombok.

"Jawabanya, unsur lainnya dari rokok selain tembakau itu mudah diperoleh di Pulau Jawa, makanya pabrik rokoknya dibangun di sana (Jawa). Saya yakinkan hal itu hanya masalah `cost`. Akan tetapi, kalau bangun di NTB, berarti ikut membangun daerah demi kemajuan bangsa dan negara," ujarnya.

Menurut Imam, pascadiskusi itu, sejumlah pengelola perusahaan rokok di Pulau Jawa berjanji akan melakukan peninjauan lokasi pembangunan pabrik rokok di Pulau Lombok.

Perusahaan rokok dimaksud, yakni PT Djarum, PT Gudang Garam, dan tiga perusahaan rokok lainnya.

"Mudah-mudahan mereka cepat datang agar wacana pembangunan pabrik rokok di wilayah NTB dapat segera terwujud," ujarnya.


(A058/D007)

Pewarta: Anwar Maga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013