Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 37 orang dari 75 Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdaftar bermukim di Lebanon, mengungsi ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, menyusul serangan udara Israel ke negeri tersebut. Jurubicara Departemen Luar Negeri (Deplu), Desra Percaya, saat dihubungi ANTARA News, di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa 37 WNI itu mengungsi ke Kantor KBRI sejak Jumat malam. "Ada satu staf lokal KBRI yang rumahnya hampir kena (menjadi sasaran-red) saat terjadi serangan Israel ke Lebanon. Akibatnya, 37 WNI itu mengungsi ke KBRI," katanya. Ia menambahkan belum menerima kabar dari WNI lain yang belum mengungsi ke kantor KBRI di Beirut. Meski intensitas serangan Israel ke Lebanon sudah menurun sejak Jumat malam, Desra mengatakan, pilihan untuk mengevakuasi WNI yang berada di Lebanon belum ditutup. "Evakuasi masih suatu hal yang bisa dilakukan, tergantung perkembangan situasi keamanan di sana," ujarnya. Suasana di Kota Beirut, menurut Desra, sudah lebih kondusif dari malam sebelumnya karena menurunnya intensitas serangan Israel. Ia menyebutkan Turki atau Yordania sebagai tujuan evakuasi WNI yang berada di Lebanon. Keputusan untuk melakukan evakuasi terhadap WNI di Lebanon, lanjut Desra, masih menunggu koordinasi dengan perwakilan negara-negara asing lainnya di Lebanon. Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI, Ferry Adamhar mengatakan, pihaknya hanya mencatat sebanyak 75 WNI yang bermukim di Lebanon. Deplu, lanjut dia, belum menerima informasi tentang keberadaan WNI lain di Lebanon yang tidak terdaftar. "Kita belum punya data tentang WNI lain di luar yang 75 itu. Akan menjadi masalah untuk mengurus orang-orang yang tidak terdaftar itu apabila perlu dilakukan evakuasi," ujar Ferry.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006