Gaza (ANTARA News) - Israel terus melakukan serangan terhadap para pejuang Palestina, bahkan sebuah rumah penduduk sipil di Kota Gaza, Sabtu, menjadi target serangan pesawat tempur Israel. Namun demikian, tidak segera bisa diperoleh laporan-laporan mengenai jatuhnya korban pada peristiwa itu. Militer Israel sendiri mengatakan, mereka masih mengecek laporan-laporan tersebut. Sementara itu, dari Washington AFP memberitakan bahwa Perdana Menteri Libanon, Fuad Siniora Jum`at menuduh Israel bermaksud memecah negaranya menjadi berkeping-keping dan menuntut dilakukan gencatan senjata secepatnya di dalam operasinya terhadap Hezbollah. Dalam wawancara dengan televisi CNN, Siniora mengatakan, Lebanon telah dihukum untuk sesuatu yang tidak ada di tangan - menculik dua serdadu Israel dan membunuh delapan orang lebih pejuang Hezbollah. "Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang dicari, tak ada di wilayah Libanon. Kecuali serangan itu dimaksudkan untuk memecah negara menjadi berkeping-keping, karena lebih dari 20 jembatan di negara ini telah dihancurkan." Siniora juga menuduh Israel tidak melindungi kehidupan penduduk sipil dan berusaha melumpuhkan pemulihan ekonomi negaranya. Israel dituntut pemerintah Libanon melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB 1559, yang menyerukan gencatan senjata terhadap Hezbollah, yang dituduhnya didukung oleh Suriah dan Iran. Siniora sebelumnya mengatakan kepada Presiden AS, George W. Bush dan Menteri Luar Negerinya, Condoleezza Rice melalui telepon, dan mengatakan dalam wawancara bahwa dia mengharapkan Washington harus mempengaruhi Israel untuk menarik serangan-serangannya. Washington mengatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk mempertahankan dirinya setelah serdadunya diserang, tapi juga menyerukan kepada pemerintah Perdana Menteri Ehud Olmert untuk menghindari tindakan-tindakan yang dapat merusak demokrasi yang mulai muncul di Libanon.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006