Itu masih `within the range` tapi kalau dikurangi lagi jadi repot, karena efek empiris kenaikan harga BBM adalah selama empat bulan,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan tidak mempermasalahkan pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) hanya ditetapkan selama empat bulan, karena hal tersebut masih sesuai dengan perkiraan pemerintah.
"Itu masih `within the range` tapi kalau dikurangi lagi jadi repot, karena efek empiris kenaikan harga BBM adalah selama empat bulan," ujarnya di Jakarta, Jumat.
Rapat Panitia Kerja (Panja) Belanja Pemerintah Badan Anggaran DPR RI pada Kamis (13/6), memutuskan untuk mengurangi waktu pemberian BLSM selama sebulan, dari sebelumnya lima bulan menjadi empat bulan.
Rapat tersebut juga mengurangi alokasi anggaran BLSM dari draf awal RAPBN-Perubahan 2013 sebesar Rp11,6 triliun menjadi Rp9,32 triliun.
Namun, jumlah penerima BLSM tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 15,5 juta rumah tangga sasaran dengan nominal per bulan sebesar Rp150.000.
Chatib mengatakan pemerintah terus menjaga pasokan pangan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dan dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi dapat diredam.
Selain itu, adanya BLSM, yang disertai kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan juga dapat menjaga daya beli masyarakat dan membantu stabilitas laju inflasi.
"Pengaruh inflasi pada bulan kelima diharapkan sudah landai, yang terpenting BLSM tidak hanya untuk penduduk miskin namun juga `near poor` dan pemerintah terus menjaga pasokan serta distribusi makanan," katanya.
Pemerintah dalam draf RAPBN-Perubahan 2013 menetapkan laju inflasi (yoy) sebesar 7,2 persen, atau lebih tinggi dari asumsi dalam APBN sebesar 4,9 persen.
Saat ini, laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2013 tercatat mencapai 2,3 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) sebesar 5,47 persen.
(S034/R010)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013