Yerusalem (ANTARA) - Sirene serangan udara meraung di daerah Kota Eilat di tepi Laut Merah pada Selasa, dan kemudian militer Israel mengaku telah menembak jatuh “target udara” yang mendekat.
Setelah peringatan awal mengenai kemungkinan "penyusupan pesawat musuh", yang membuat penduduk kota wisata populer tersebut lari mencari perlindungan, militer Israel mengatakan "sistemnya mengidentifikasi target udara yang mendekati wilayah Israel".
"Tidak ada ancaman atau risiko terhadap warga sipil," lanjutnya, merujuk keberhasilan tindakan pertahanan.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam kejadian itu.
Secara terpisah, militer Israel mengaku telah menggunakan sistem pertahanan udara “Arrow” untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang dengan Hamas pada 7 Oktober guna mencegat rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya.
Baca juga: Situasi terkini Gaza, Israel serang pejuang Hamas di dalam terowongan
Seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters bahwa dua insiden udara itu terjadi secara terpisah.
Pekan lalu, Israel menuduh gerakan Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran meluncurkan drone yang menyebabkan ledakan di dua kota di Mesir di tepi Laut Merah. Israel menilai drone tersebut dimaksudkan untuk menyerang Israel.
Pentagon mengatakan sebuah kapal perang Angkatan Laut AS pada 19 Oktober mencegat tiga rudal jelajah dan beberapa drone yang diluncurkan Houthi dari Yaman yang kemungkinan membidik Israel.
Pemimpin Houthi Yaman Abdel-Malek al-Houthi mengatakan pada 10 Oktober bahwa jika AS melakukan intervensi langsung dalam konflik Gaza, maka mereka akan merespons dengan menembakkan drone dan rudal, serta mengambil opsi militer lainnya.
Baca juga: Bahaya besar tiadanya skenario pascaperang di Jalur Gaza
Sumber: Reuters
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023