Makassar (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mencatat kinerja ekspor dengan pertumbuhan positif pasca dua tahun merger sejak 1 Oktober 2021 lalu, khususnya Regional 4 yang mengelola 22 pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
"Pertumbuhan positif itu dapat dilihat dari perkembangan arus bongkar muat, serta ekspor," kata Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, pasca merger Pelindo melakukan berbagai upaya peningkatan kinerja, di antaranya melalui transformasi pelayanan yang serba digitalisasi.
Menurut Enriany, perubahan layanan khususnya operasional yang dilakukan pihaknya membawa dampak yang cukup positif dan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Pelindo Regional 4 mencatat sampai dengan triwulan III tahun ini, realisasi arus ekspor peti kemas Pelindo Regional 4 secara konsolidasi berada di angka 14.236 TEUs (Twenty-Foot Equivalent Unit, yaitu satuan kapasitas kargo).
Sedangkan arus ekspor di Terminal Peti Kemas Makassar (TPK) saja mencapai 12.620 TEUs.
Sementara itu arus ekspor non peti kemas Pelindo Regional 4 secara konsolidasi hingga triwulan III 2023 mencapai 491.557 ton per meter kubik.
Khusus Pelabuhan Makassar yang merupakan pelabuhan terbesar dan menjadi hub di Indonesia Timur, arus ekspor non peti kemas mencapai 85.445 ton per meter kubik.
Enriany menjelaskan, angka-angka ekspor tersebut mengalami lompatan yang cukup signifikan jika dibandingkan sebelum Pelindo merger dan saat badai pandemi COVID-19 melanda.
Sebagai gambaran pada 2021 lalu jumlah ekspor peti kemas Pelindo Regional 4 berada di angka 17.277 TEUs dan pada 2022 menyentuh nominal 20.353 TEUs.
“Meskipun saat itu situasi perekonimian kita masih dibayang-bayangi badai COVID-19, namun Alhamdulillah ada tren pertumbuhan sebesar 117,80 persen,” ujarnya.
Dari sisi kinerja ekspor non peti kemas, Pelindo Regional 4 juga mencatat tren pertumbuhan yang cukup baik, yakni sebesar 108,71 persen. Pada 2021 lalu BUMN kepelabuhanan ini mencatat jumlah ekspor non peti kemas di angka 614.272 ton per meter kubik. Setahun kemudian, angka tersebut berubah menjadi 667.750 ton per meter kubik.
Baca juga: Pelindo Reg 4 siap kembangkan Pelra Paotere jadi destinasi wisata
Baca juga: Pelindo Reg 4 terapkan E-Pass di Pelra Paotere hindari pungli
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023