“Ini menjadi contoh menggandeng industri lokal itu penting ya. Kalau mau cepat memang larinya ke impor tapi mereka ada di sini dan saya tanya sudah banyak produksi (EV) dan dengan kita menggunakan ini kita sangat dukung (kehadiran EV Astrazeneca),” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Marves Nani Hendiarti saat peluncuran kendaraan listrik AstraZeneca di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Selasa.
Deputi Nani menjelaskan mobil dan motor listrik buatan AstraZeneca telah mengaspal di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Namun sudah ada permintaan untuk Pulau Sumatera dan Sulawesi yang akan mengembangkan industri lokal baru untuk memenuhi permintaan tersebut.
“Itu kan nanti bisa nanti mengembangkan industri lokal yang baru di pulau-pulau lain dan nanti demand-nya ada,” ucapnya.
Pemerintah Indonesia melalui kesepakatan Paris, sebutnya, telah memiliki komitmen untuk mengurangi emisi sebesar 31,89 persen atau sekitar 915 juta dengan upaya sendiri. Sedangkan jika dibantu dengan dukungan internasional, target penurunan emisi menjadi sekitar 43 persen atau 1.240 juta ton pengurangan emisi.
Target ambisius tersebut juga selaras dengan strategi pembangunan jangka panjang yang berbasis rendah karbon dan juga perubahan iklim pada tahun 2050.
Namun di satu sisi, Indonesia terutama Jakarta tengah berjibaku dengan kualitas udara yang cukup mengkhawatirkan. Tercatat pada beberapa minggu terakhir kualitas udara Jakarta berada pada kualitas kurang sehat akibatnya banyak mobilisasi kendaraan.
Oleh karenanya Nani menilai transisi kepada kendaraan listrik yang menjadi program pemerintah untuk masa depan yang ramah lingkungan dan rendah karbon dengan efisiensi yang tinggi, menjadi salah satu upaya dekarbonisasi yang tepat.
“Untuk itu harus dengan pendekatan yang lebih tegas untuk upaya pengurangan emisi terutama pada sektor energi. Jadi sekali lagi kami sampaikan bahwa upaya yg dilakukan juga merupakan langkah yang baik karena juga menggandeng mitra dari industri domestik sehingga meyakinkan bahwa lokal kontennya itu bisa dipenuhi dari yang ditargetkan,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, President Director of AstraZeneca Indonesia, Sewhan Chon, menyampaikan upaya menuju transisi energi dengan mengubah kendaraan berbahan bakar fosil menjadi listrik bukanlah hal yang mudah. AstraZeneca yang terkenal dengan vaksin COVID-19, memahami pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki teknologi EV untuk mengembangkan ekonomi lokal.
“Mencapai layanan kesehatan nol karbon tidak bisa dilakukan sendirian. Hanya dengan memelihara kerjasama global yang telah kita tunjukkan dalam melawan COVID-19, baru kita dapat suatu hari memulihkan bumi dan melindungi kesehatan manusia untuk generasi yang akan datang,” ucapnya.
AstraZeneca memilih Indonesia karena pemerintah Indonesia juga menunjukkan komitmen terhadap kendaraan listrik dengan membantu mewujudkan infrastruktur pendukung.
Adapun AstraZeneca telah secara resmi meluncurkan transisi armada operasional yang terdiri dari hingga 500 sepeda motor dan mobil berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik.
Baca juga: Pelajar SMK di Jakarta berhasil konversikan kendaraan BBM ke listrik
Baca juga: PLN targetkan 100 persen gunakan kendaraan listrik operasional di 2024
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023