Saya menyambut positif dari teman-teman Bank Indonesia dengan menaikkan benchmark rate-nya menjadi enam persen

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri menyambut baik keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin, dari sebelumnya 5,75 persen menjadi enam persen.

Chatib mengatakan, di Jakarta, Jumat, kebijakan BI tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ekspektasi inflasi apabila kenaikan harga BBM jadi diberlakukan oleh pemerintah.

"Kebijakan ini dapat dilihat oleh pasar, bahwa Bank Indonesia memberikan sinyal untuk mengelola ekspektasi inflasi," katanya.

Selain itu, kebijakan yang telah dilakukan Bank Indonesia dengan ikut menaikkan suku bunga depocit facility (Fasbi) dapat ikut mengurangi tekanan terhadap rupiah.

"Ini merupakan sinyal agar orang kembali confidence terhadap rupiah, jadi kebijakan ini sangat membantu," kata Chatib.

Chatib mengatakan kondisi bursa regional saat ini sedang mengalami gejolak karena adanya rencana pelonggaran kuantitatif (QE) oleh Bank Sentral AS yang menimbulkan kekhawatiran dari investor.

Untuk mengantisipasi gejala global tersebut, pemerintah bersama Bank Indonesia berupaya memberikan sinyal positif kepala pelaku pasar dengan menjaga stabilisasi sistem keuangan.

Menurut dia, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyelesaikan pembahasan RAPBN-Perubahan 2013 dan menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Dengan adanya kenaikan BBM, konsumsi BBM menurun dan impor migas turun, neraca perdagangan membaik dan tekanan rupiah menurun. Sinyal ini harus diberikan, selama masih ada ketidakpastian," ujarnya.

Chatib mengharapkan dengan defisit anggaran terjaga, neraca perdagangan stabil, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terjadi, maka investor kembali memberikan kepercayaan terhadap Indonesia.

"Dengan adanya apresiasi rupiah, mudah-mudahan inflow masuk lagi dan stock market kembali naik," katanya.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013