Tokyo (ANTARA News) - Dolar AS menghadapi tekanan jual di pasar uang Asia, Jumat ini, ketika para pelaku pasar memburu yen Jepang sebagai tempat aman di tengah spekulasi mengenai bakal keluarnya stimulus besar-besaran Federal Reserve.

Sampai sore waktu Jepang dolar AS diperdagangkan pada level 95 yen, atau melemah dari 95,02 yen pada perdagangan sehari sebelumnya, dan jauh lebih lemah dari penutupan sesi New York yang berada di posisi 95,31 dolar AS.

Tak hanya dolar AS, euro juga melemah terhadap yen pada 126,83 yen dari sebelumnya 127,48 yen, sedangkan terhadap dolar AS terpeleset menjadi 1,3344 dolar AS dari sebelumnya 1,3372 dolar AS.

"Apa yang tengah terjadi di pasar adalah jelas-jelas upaya mengambil posisi short pada yen Jepang yang sudah diambil sejak September (2012), " kata Osamu Takashima, analis pasar uang pada Citigroup Global Markets Jepang seperti dikutip AFP.

Credit Agricole menyebutkan bahwa pelemahan dolar AS itu terjadi karena dipicu oleh ekspektasi pasar bahwa positifnya data ekonomi AS akan mendorong AS memborong kembali obligasi sebagai antisipasi ekonomi.

Jumat ini mata uang dolar AS memang tertekan terhadap hampir semua mata uang di Asia Pasifik.

Dolar AS tergelincir menjadi 1,2523 dolar Singapura dari sebelumnya 1,2577 dolar Singapura, sedangkan terhadap rupee India melemah pada 57,84 rupee dari sebelumnya 58,51 rupee. Demikian pula terhadap dolar Taiwan pada posisi 29,87, dari sebelumnya 29,95 dolar Taiwan, sedangkan terhadap won Korea melemah pada 1.125,25 dari sebelumnya 1.135,57 won.

Greenback juga melemah terhadap peso Filipina pada posisi 42,86 peso dari sebelumnya 43,15 peso, pun terhadap baht Thailand menjadi 30,57 dari sebelumnya 30,94 dolar AS, sebaliknya terhadap rupiah malah menguat pada posisi Rp9.947, dari sebelumnya Rp9.937.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013