Wartawan telah berulang kali diserang, terancam atau diculik oleh milisi

Benghazi, Libya (ANTARA News) - Sebuah bom meledak di luar satu stasiun televisi di kota Libya timur Benghazi pada Kamis, merusak dinding tetapi tidak menyebabkan cedera, kata seorang karyawan.

Ledakan itu membentuk satu lubang besar di tanah di luar kantor TV al-Hurra Libya.

Para pejabat keamanan dikirimkan untuk mengamankan daerah tersebut.

"Kami hanya mendengar ledakan keras dan keluar untuk melihat. Pintu gerbang depan rusak. Kami percaya itu adalah bom," kata karyawan kepada Reuters, dan menambahkan bahwa tidak jelas bagaimana serangan itu dilakukan.

Pada Oktober, puluhan demonstran menyerbu dan mengobrak-abrik kantor pusat stasiun televisi itu, memprotes peliputan bentrokan di bekas kubu Muammar Gaddafi.

Dalam satu pernyataan pekan ini, kelompok kampanye Reporters Without Borders mengatakan pihaknya "sangat prihatin mengenai memburuknya situasi keamanan di Libya dan perilaku milisi tertentu terhadap personel media.

"Wartawan telah berulang kali diserang, terancam atau diculik oleh milisi dalam beberapa bulan terakhir," kata pernyataan itu.

Benghazi adalah tempat lahir pemberontakan tahun 2011 terhadap Gaddafi dan sekarang telah menjadi daerah panas bagi kekerasan.

Setidaknya 31 orang tewas dan 100 lainnya terluka dalam bentrokan antara demonstran, yang didukung oleh pasukan pemerintah, dan satu milisi Sabtu.

Pada Rabu, seorang perwira senior tentara Libya selamat dari serangan tembakan pistol di luar rumahnya, kata para pejabat, yang terbaru dalam gelombang kekerasan terhadap para pejabat keamanan di kota itu.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013