Baik Prandelli maupun Cinderella menganut panduan tata perilaku bahwa jangan pernah membeda-bedakan jika ingin menyuburkan persahabatan.

Jakarta (ANTARA News) - "Pauper enim non est, cui rerum suppetit usus" (orang yang dapat mengelola urusan dirinya sendiri, bukanlah orang miskin), demikian ungkapan Latin klasik yang mampu mewadahi jatuh bangun pergulatan juru taktik Claudio Cesare Prandelli menyulap Gli Azzurri menghadapi turnamen berkelas akbar.

Putri Cinderella bekerja siang malam lantaran perintah ibu dan saudari tirinya, dan ia berteman dengan aneka binatang dari tikus sampai burung-burung istal di rumahnya. Deraan demi deraan ia terima sebagai "orang pinggiran". Dan teman-temannya itu ikut berbela rasa dengan Cinderella.

Merasa tersentuh ingin memberi bingkisan terbaik bagi Cinderella, binatang-binatang itu berprakarsa membuat gaun agar hati sahabatnya riang gembira.

Hanya mereka yang berprakarsa dan bergelut dengan dirinya sendiri, maka dialah yang bakal menjadi pemenang dalam sebuah persahabatan.

Prandelli ingin menjadi seperti Putri Cinderella yang tidak hanya menerima tetapi mampu memberi persahabatan. Ia mengelola dirinya sendiri karena ia tidak ingin menjadi orang miskin hati. Ia bahkan mau memberi lebih dulu. Sebagai mantan gelandang, ia membela Juventus dalam 89 pertandingan dalam enam musim kompetisi.

Sebagai pelatih, Prandelli yang kini berusia 55 tahun asal Lombardia itu, memberi kesempatan kepada pasukan muda dan mendaulat mereka agar mau mewujudkan sepak bola menyerang. Syaratnya satu: punya hati yang kaya seperti Cinderella dan kawan-kawannya.

Selama membesut I Viola, tuah Putri Cinderella menaungi Prandelli. Ia membawa Fiorentina mendulang prestasi, bahkan ia terpilih menjadi pelatih terbaik Liga Italia (Serie A) tahun 2006 dan 2007.

Memoles "La Squadra Azzurra", hati Prandelli terbuka dengan tidak membuang begitu saja sosok senior. Seperti Cinderella yang membuka hati dengan bersahabat dengan aneka binatang, begitu pula Prandelli bersedia memberi kepercayaan kepada Antonio Cassano dan menunjuk penjaga gawang Gianluigi Buffon sebagai kapten tim.

Baik Prandelli maupun Cinderella menganut panduan tata perilaku bahwa jangan pernah membeda-bedakan jika ingin menyuburkan persahabatan. Prandelli tetap membuka tangan kepada pemain yang selama ini menerima stempel sebagai pemain bengal. Cinderella menerima perlakuan saudari tirinya dengan tiada henti bersukacita.

Berkaitan dengan disiplin, Prandelli menunjukkan asa kesabaran menghadapi striker bertalenta Mario Balotelli. "Ketika anda berurusan dengan pemain bertalenta seperti dia, maka anda harus bersabar hati," katanya.

"Saatnya akan datang bahwa pemain bertalenta itu dengan sukacita menunjukkan tanggungjawabnya. Inilah saatnya, saya harus menunjukkan sikap tenang, memberi kepercayaan dan menyuntikkan keberanian kepada dia," katanya.

Bukankan Cinderella juga berlapang dada menerima perlakuan semena-mena saudarinya, dan bukankah hewan-hewan sahabatnya itu membuka hati dengan mau memberi gaun bagi sang Putri?

Kontrak Prandelli berakhir setelah perhelatan Piala Dunia 2014. Seluruh Italia, dari pemain sampai fans, disebut-sebut tidak ingin Prandelli meninggalkan La Nazionale. Ajang Piala Konfederasi menjadi gerbang persiapan menuju Piala Dunia 2014.

Sejak menangani timnas Italia pada Agustus 2010, sebanyak 39 pertandingan telah dilakoni Azzurri. Hasilnya, 19 kali menang, 10 kali imbang dan delapan kali kalah. Di bawah Prandelli, Italia meraup kemenangan sebanyak 51,35 persen.

Kali pertama menukangi Italia, Prandelli menggunakan formasi 3-5-2 yang relatif suksek di ajang Piala Eropa 2012. Ia kemudian melakukan perubahan formasi dengan mengandalkan pola yang konservatif 4-3-1-2 atau sesekali 4-4-2.

Pola-pola ini berseberangan dengan pola warisan Italia "Catennaccio". Dan ia mendaulat anak asuhnya untuk menerapkan penguasaan bola guna menghilangkan stigma bahwa Italia tampil bertahan.

Ia amat mengandalkan, duet AC Milan, Mario Balotelli dan Stephan El Shaarawy, serta diperkuat Riccardo Montolivo. Peran "Super Mario" sungguh krusial.

Prandelli seorang penganut Katolik taat. Ia mengirim staf pelatihnya sepanjang malam berkunjung dan bermeditasi di sebuah biara Katolik ketika berlangsung Piala Eropa 2012.

Sosok andalan timnas Italia:

Mario Balotelli:

Kiprah pemain yang kini berlabuh di AC Milan ini kian tajam meneror lawan di kotak penalti. Punya naluri mencetak gol, Balotelli memang dekat dengan perilaku "nyerempet-nyerempet" konyol. Temperamen pemain depan ini kerapkali mengundang perhatian publik.

Pemain berusia 22 tahun ini telah membela Azzurri dalam 22 laga. Dalam 13 kali penampilan membela Milan di laga Serie A, Balotelli menjaringkan 12 gol.

Stephan El Shaarawy:

Pemain bintang yang mulai melesat di jagat langit Serie A. Hanya saja, pemain berjuluk "Firaun cilik" ini masih perlu kerja ekstra untuk mampu berkongsi bersama Balotelli baik di klub maupun di timnas. pemain berusa 20 tahun ini telah menceploskan 18 gol dalam 29 laga sejak tiba di Milan.

Andrea Pirlo:

Pemain ini menjadi gelandang pertama Italia yang membela timnas sebanyak 100 kali musim ini. Ia akan segera pensiun sesudah Piala Dunia tahun ini. Pemain berusia 34 tahun ini menulis dalam otobiografinya, "sesudah roda berputar, temuan berikutnya Play Station."

Analisis skuad Italia:

Kekuatan:
Sebagai tim Italia, lini pertahanan menjadi dasar, meski mereka tidak lagi punya sosok handal seperti Nesta atau Maldini. Mereka masih mengandalkan kekokohan lini pertahanan sebagai opsi tertinggi dalam berbagai turnamen.

Italia punya banyak pilihan di lini gelandang. Mereka siap tampil atraktif dengan orkestra laga yang dikomandani oleh Pirlo. Sosok Balotelli tiada henti menjadi ancaman bagi lini pertahanan lawan. Balotelli dan Cassano akan dimanjakan dengan umpan-umpan jitu berkelas dari Andrea Pirlo.

Kelemahan:
Tim asuhan Prandelli ini menghadapi masalah, yakni kerapkali tampil "angin-anginan" dalam mencetak gol. Mereka tidak mencetak gol ketika melawan Republik Ceko. Penampilan El Shaarawy kerapkali belum stabil benar, dan Montolivo tidak jarang kurang nyaman berada di belakang striker.

Meskipun punya segudang talenta, perilaku Balotelli bakal menjadi bumerang bila ia tidak mampu mengendalikan tabiatnya itu.

Fakta tentang Italia:
Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC)
Peringkat FIFA: 8
Konfederasi: UEFA
Prestasi: Juara Piala Dunia 1934, 1938, 1982, 2006; Juara Piala Eropa 1968
Italia ke Piala Konfederasi 2013 sebagai runner up Piala Eropa 2012

Skuad lengkap Italia:
Penjaga gawang: Buffon (Juventus), Sirigu (PSG), Marchetti (Lazio);

Pemain bertahan: Maggio (Napoli), Chiellini (Juventus), Astori (Cagliari), De Sciglio (AC Milan), Barzagli (Juventus), Bonucci (Juventus), Abate (AC Milan);

Gelandang: Candreva (Lazio), Aquilani (Fiorentina), Marchisio (Juventus), De Rossi (Roma), Montolivo (AC Milan), Pirlo (Juventus), Giaccherini (Juventus), Diamanti (Bologna);

Pemain depan: Balotelli (AC Milan), Giovinco (Juventus), Gilardino (Bologna), El Shaarawy (AC Milan), Cerci (Torino).

Catatan laga di Piala Konfederasi:

Afrika Selatan 2009
Match Date Venue Home Team Results Away Team
11 21 june Tshwane/Pretoria Italy 0:3 (0:3) Brazil
8 18 june Johannesburg Egypt 1:0 (1:0) Italy
4 15 june Tshwane/Pretoria USA 1:3 (1:0) Italy

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013