Medan (ANTARA) - Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu menegaskan pihaknya siap menyalurkan bantuan pangan beras pada Desember 2023 dan awal tahun 2024 jika program tersebut dijalankan oleh pemerintah.
"Memang belum ada instruksi untuk itu. Namun, jika ada perintah, kami siap," ujar Arif kepada ANTARA di Medan, Senin.
Dia melanjutkan, ketika perintah diterima, Perum Bulog Sumut segera menyusun strategi agar penyaluran bantuan dilakukan secara efektif dan tepat sasaran.
Perum Bulog Sumut sendiri sudah berpengalaman melakukannya karena telah mendistribusikan bantuan pangan beras tahap pertama yakni Maret, April dan Juni 2023 yang ditujukan kepada sekitar 926 ribu keluarga penerima manfaat (KPM).
Kemudian, mereka juga menyalurkan beras untuk bantuan tahap kedua bulan September-November 2023. Pada periode ini, ada 897.456 KPM yang menjadi penerima.
Untuk kedua tahap tersebut, Perum Bulog Sumut bermitra dengan PT Pos Indonesia sebagai pendistribusi bantuan.
Sampai Senin (30/10) pukul 17.00 WIB, Perum Bulog Sumut dibantu PT Pos Indonesia sudah memberikan 17.812 ton beras bantuan pemerintah tersebut atau 66,16 persen dari target.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Bulog menyiapkan bantuan pangan beras tambahan untuk akhir 2023 dan awal 2024, agar dapat membantu masyarakat dalam mengantisipasi dampak El Nino.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo agar bantuan pangan beras tahap kedua terus dilanjutkan sampai Desember, tentu kami secara sigap akan mempersiapkannya," kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Jumat (27/10).
Perpanjangan waktu salur bantuan yang pada awalnya untuk tiga bulan yakni September hingga November, Arief menambahkan, diperpanjang hingga Desember 2023.
Kemudian dilanjutkan lagi hingga Maret 2024. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga, terlebih dampak El Nino masih dirasakan oleh masyarakat.
Secara umum, jumlah stok yang dibutuhkan Bulog dalam melakukan stabilisasi dan membantu masyarakat yang membutuhkan dalam perpanjangan bantuan pangan beras pada Desember ini sekitar 200 ribu ton. Lalu stok untuk Januari sampai Maret 2024 berkisar lebih dari 600 ribu ton.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023