Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Yogyakarta International Airport (YIA), Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
"Simulasi Ini untuk meningkatkan kewaspadaan dan respons terhadap potensi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Simulasi itu diikuti lintas instansi, mulai dari Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Stageof Sleman, Stamet YIA, Balai Besar wilayah II MKG, BPBD Kulon Progo, Otorita Bandara YIA (AOCH, AOLT, ISO, AirNav, Avsec), Basarnas, KKP, Polairud, dan instansi lainnya.
Dibalik potensi wisatanya, kata Daryono, di DIY tersimpan pula potensi bencana, salah satunya gempa bumi dan tsunami.
Potensi dua bencana itu, menurut dia, dikarenakan letak pantainya di bagian selatan Jawa berhadapan dengan zona sumber gempa bumi megathrust, yang menurut para pakar memiliki potensi magnitudo cukup besar.
"Para ahli juga mengatakan bahwa segmen megathrust di selatan Jawa masih menyimpan energi yang belum dilepaskan sejak gempa terakhir pada tahun 2006 yang menyimpan potensi magnitudo maksimum hingga M 8,8 memicu terjadinya tsunami," kata dia.
Karena itu, simulasi itu digelar di Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) yang lokasinya berada di Kabupaten Kulon Progo sebagai pintu gerbang menuju DIY.
Wilayah pesisir Kulon Progo, kata dia, juga merupakan salah satu tujuan wisata bertaraf internasional ditambah dengan keunikan cita rasa kuliner yang khas dan banyak diminati oleh wisatawan.
Simulasi kesiapsiagaan bencana digelar menyebar di beberapa titik strategis di lingkungan YIA, yakni Graha Angkasa Pura I, BMKG Stasiun Meteorologi YIA, Kantor Perum LPPNPI/AirNav YIA, terminal kedatangan.
Berikutnya, underpass YIA, lapangan parkir YIA, gedung parkir YIA, dan Kantor Pusdalops BPBD Kulon Progo.
Daryono menjelaskan simulasi mencakup tiga aspek utama, yaitu standar operasional prosedur (SOP) peringatan dini, SOP pergerakan perawat, dan SOP evakuasi.
"Para pemangku kepentingan, yang terdiri dari berbagai lembaga dan instansi, telah berkolaborasi untuk merancang skenario-skenario situasional yang mencakup berbagai kemungkinan bencana yang dapat terjadi di wilayah ini," kata Daryono.
Koordinator BMKG DIY Setyoajie Prayoedhie menyatakan bahwa BMKG Yogyakarta berkomitmen terus berkolaborasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
"Ini akan memberikan manfaat besar bagi keselamatan dan kesejahteraan penduduk Yogyakarta, menjadikan wilayah ini lebih siap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi," ujar Setyoajie yang juga Kepala Stasiun Geofisika Sleman ini.
Baca juga: Selasa, BMKG prediksi hujan ringan selimuti sejumlah kota
Baca juga: BMKG tegaskan komitmen dalam penguatan sistem pengamatan laut
Baca juga: BMKG ajak dunia kolaborasi hasilkan data kelautan akurat dan handal
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023