Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mencatat 378 di antara 1.236 kelompok masyarakat (pokmas) berhasil mengembangkan kegiatan usaha di area restorasi lahan gambut.

Kepala Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Masyarakat BRGM Nugroho di Jakarta, Senin, mengatakan ratusan pokmas tersebut tersebar di Provinsi Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Papua.

“Mereka dinyatakan berhasil karena saat ini sudah mampu mengembangkan usaha mereka secara mandiri, hasil produksi mereka stabil untuk memenuhi kebutuhan domestik bahkan diekspor keluar negeri,” kata dia.

Ia menjelaskan setiap pokmas beranggota 11-20 kepala keluarga yang hidup di sekitar area restorasi gambut.

Mayoritas usaha yang dilakukan pokmas, berupa sentra pembuatan kriya dari purun, berternak sapi, dan pembuatan ragam makanan olahan, seperti keripik nanas.

Berdasarkan data tim BRGM, ratusan pokmas tersebut saat ini mendapatkan penghasilan lebih besar 2-3 kali lipat dari sebelumnya sebagai petani ladang berpindah.

Baca juga: BRGM prioritaskan pengendalian air terpadu cegah kebakaran gambut

Pencapaian tersebut setelah mereka mendapatkan pendampingan usaha dan penguatan modal pengembangan usaha dari BRGM, masing-masing senilai Rp100 juta.

“Ratusan pokmas ini merupakan penerima insentif bantuan periode 2017-2021 dan saat ini mereka sudah mendapatkan hasilnya,” kata dia.

Pemberdayaan masyarakat seperti ini, salah satu di antara tiga pilar program prioritas pelestarian ekosistem gambut yang diamanahkan pemerintah kepada BRGM.

Ia mengakui masih sekitar 70 persen pokmas kurang produktif dan belum mencapai kemandirian, akan tetapi setidaknya sudah tumbuh kesadaran menjaga ekosistem gambut dan berhenti melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar sebagai penyebab utama kerusakan gambut di Indonesia.

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove mencatat 50 persen dari total 13,4 juta hektare lahan gambut nasional saat ini masuk kategori rusak akibat kebakaran lahan dan pembukaan industrialisasi.

"Upaya restorasi ini harus terus ditingkatkan dari hulu hilirnya, gambut harus kita kembalikan karena kemampuannya yang mampu menyerap emisi gas rumah kaca (CO2) terbaik," kata dia.

Baca juga: BRGM: Kebutuhan melanjutkan program rehabilitasi mangrove sangat besar
Baca juga: BRGM gelar Sekolah Lapangan Petani Gambut di Kubu Raya
Baca juga: BRGM mengembangkan demfarm budi daya padi di lahan gambut

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023