Jakarta (ANTARA News) - Australia memberikan bantuan lanjutan senilai Rp204 miliar untuk mendukung upaya rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai wilayah yang porakporanda akibat bencana gempa bumi berkekuatan 5,9 pada Skala Richter di Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Mei lalu. "Dana ini diharapkan dapat mendukung upaya rekonstruksi pemerintah provinsi, memulihkan pendapatan, dan mengembalikan anak-anak ke bangku sekolah di daerah-daerah yang terkena bencana paling parah," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, saat berkunjung ke Yogyakarta, Jumat. Ia mengatakan, pada periode tanggap darurat, pemerintahnya telah menyediakan bantuan senilai Rp52 milyar untuk kepentingan pengerahan tim medis, penyediaan obat-obatan, air bersih, dan tempat berlindung bagi para korban. Dengan tambahan bantuan senilai Rp204 miliar itu, total bantuan Australia bagi para korban gempa Yogyakarta-Jateng mencapai Rp255 milyar, katanya seperti terungkap dalam siaran pers Kedubes Australia di Jakarta. Menurut dia, bantuan berjangka lebih panjang itu sangat dibutuhkan masyarakat di sana dan ia berharap, dengan dana itu, pemerintah provinsi dapat melakukan rekonstruksi secepatnya sehingga masyarakat bisa kembali menjalani kehidupan normal. "Proses bantuan darurat dan kemanusiaan terus berjalan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selain itu kami kini lebih fokus kepada proses pemulihan masyarakat jangka menengah. Ini mencakup bantuan untuk upaya rekonstruksi, pemulihan pendapatan, dan perbaikan sekolah," katanya. Ia melakukan kunjungan ke Yogyakarta dan Jawa tengah, Jumat (14/7), untuk meninjau perkembangan dua proyek tanggap darurat yang didanai Pemerintah Australia. Pada kesempatan tersebut, Farmer juga menemui Gubernur DIY dan Gubernur Jawa Tengah untuk membahas sasaran bantuan. Farmer juga mengumumkan perincian program rehabilitasi bencana gempa bumi senilai Rp204 milyar tersebut untuk diposkan pada proyek-proyek tanggap darurat yang paling potensial untuk dibantu. Dalam kunjungan itu, Farmer juga bertemu dengen Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin, untuk memberikan dana kepada Muhammadiyah sebagai bantuan masa darurat sebesar Rp6,8 milyar. "Kami sangat menghargai kemitraan dengan Muhammadiyah dalam proyek darurat dan melalui Rumah Sakit Muhammadiyah di Bantul yang berperan sebagai basis bagi para dokter Australia selama masa darurat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006