Jakarta (ANTARA) - Bangladesh pada Sabtu lalu resmi memiliki terowongan bawah air yang dibangun bersama perusahaan China.
Bangunan itu tidak saja menjadi terowongan bawah air pertama di Bangladesh, tetapi juga di kawasan Asia Selatan.
Menurut laporan kantor berita China, Xinhua, terowongan bawah air itu diresmikan penggunaannya oleh Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Duta Besar China untuk Bangladesh Yao Wen pada 29 Oktober.
Hasina menjadi orang pertama yang membayar tol untuk masuk terowongan bernama Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman Tunnel itu.
Terowongan itu, yang berada sekitar 242 km di sebelah tenggara ibu kota Dhaka, dibangun oleh perusahaan China Communications Construction Company Ltd.
"Ini peluang besar bagi masyarakat kedua negara dan bagi perdagangan serta pariwisata," kata warga setempat, Anand Barua, sembari menyebut China sebagai sahabat Bangladesh.
"Pihak China adalah mitra kami di terowongan ini. Kami sangat berterima kasih," sambung Barua seperti dikutip Xinhua.
Yu Jingtao, manajer proyek pembangunan terowongan ini, menjelaskan bahwa proyek tersebut dikerjakan berdasarkan rancangan, teknologi dan standar China.
Menteri Perhubungan Bangladesh Obaidul Quader menyebut terowongan tersebut sebagai "pencapaian monumental" yang mengantarkan Bangladesh ke era baru transportasi dan sumber kebanggaan nasional negaranya.
Terowongan itu, yang menghubungkan jalan tol Asian Highway (masih dalam rencana) dengan jalan tol Dhaka-Chattogram-Cox's Bazar, mempersingkat jarak dari Chattogram ke Cox's Bazar sampai 40 km.
Proyek ini memperlihatkan hubungan China yang semakin dekat dengan Bangladesh, juga dengan Asia Selatan.
Menurut laporan BBC pada 15 Oktober, China menjadi kreditor terbesar dan sumber investasi penting bagi banyak negara berkembang, termasuk negara-negara Asia Selatan seperti Bangladesh, yang menempati posisi strategis dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) pemerintah China.
"Nepal, Sri Lanka, dan Bangladesh memandang BRI sebagai peluang mendiversifikasi lahan dan menarik investasi yang sangat dibutuhkan guna memodernisasi perekonomian mereka," kata Constantino Xavier, pakar dari Centre for Social and Economic Progress di New Delhi.
Baca juga: Jalan tol layang yang dibangun China di Dhaka mulai operasional
Baca juga: Xi serukan Sabuk dan Jalur Sutra berkualitas tinggi dengan Bangladesh
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023