Dari 1.350 kupon jajak pembaca yang masuk, sebesar 50 persen menuliskan Hatta dianggap capres paling mampu membawa Indonesia sejahtera ke depan, ketimbang kandidat lainnya,
Jakarta (ANTARA News) - Hasil Jajak Pembaca Koran Nonstop terkait bakal calon presiden (Capres) 2014 edisi Juni 2013 kembali menempatkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa di peringkat teratas.

Hatta berhasil meraih 23 persen, disusul Menteri BUMN Dahlan Iskan 20 persen, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto 17 persen, Mahfud MD 15 persen, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri 11 persen dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie 4 persen. Sementara, yang memilih capres lainnya 10 persen.

"Dari 1.350 kupon jajak pembaca yang masuk, sebesar 50 persen menuliskan Hatta dianggap capres paling mampu membawa Indonesia sejahtera ke depan, ketimbang kandidat lainnya," kata Koordinator Jajak Pembaca Nonstop Ichwan Siregar kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Sementara itu, menurut pengamat politik M Qodari bahwa Hatta bisa membawa harapan untuk menuju Indonesia sejahtera.

"Dari sekian calon presiden 2014 yang muncul, Hatta merupakan sosok yang bisa membawa Indonesia sejahtera. Sebagai Menko Perekonomian, program MP3EI sebagai masterplan pembangunan yang sangat baik. Jika progam itu dilaksanakan, sudah tentu sangat bisa membawa Indonesia sejahtera," kata Direktur Indo Barometer itu.

Qodari menambahkan, Hatta juga merupakan tokoh yang memenuhi kapasitas untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan.

"Rekam jejak Hatta mencukupi. Mulai dari legislatif hingga eksekutif sudah dia jalani. Bahkan dalam urusan administratif juga mumpuni, terlihat saat Hatta menjabat sebagai Mensesneg," ujarnya.

Ketika disinggung soal rencana kenaikan BBM apakah akan berimbas pada citra Hatta, Qodari mengatakan kenaikan harga BBM bukan tanggung jawab dari Hatta, meski sebagai Menko Perekonomian.

"Masyarakat tahunya yang bertanggungjawab atas kenaikan BBM itu adalah presiden. Tentu saja SBY dan Partai Demokrat yang akan terkena imbasnya. Tapi, jika melihat pengalaman 2008, imbas kenaikan BBM itu tidak akan lama karena langsung kembali naik dengan program BLSM. Apalagi budaya masyarakat kita mudah lupa," katanya.

Ketika menanggapi terkait kenaikan nilai tukar rupiah ke dolar yang naik cukup tinggi, Qodari mengatakan, kenaikan dolar tidak terlalu dirasakan di masyarakat bawah.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013