Yogyakarta (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta, Kamis sore, menyebabkan Sungai Manunggal meluap dan menggenangi rumah warga serta membuat sejumlah jalan tergenang air cukup dalam.
Salah satu wilayah yang terdampak langsung dari luapan Sungai Belik adalah RT 25 RW 06 Klitren Kecamatan Gondokusuman. Di wilayah tersebut, luapan Sungai Belik menggenangi rumah warga di sekitarnya dengan kedalaman sekitar satu meter.
Akibat luapan air sungai tersebut, puluhan warga harus dievakuasi ke lokasi yang tidak tergenang air, termasuk warga yang sudah lanjut usia dan dalam kondisi sakit.
"Luapan air sungai disebabkan ada tanggul yang rusak. Air dari sungai masuk ke permukiman dan menggenangi rumah," kata Ketua RW 06 Klitren Suprabowo di Yogyakarta, Kamis.
Karena masyarakat tidak siap menghadapi luapan air sungai yang datang mendadak, lanjut dia, maka banyak barang milik warga yang tidak sempat diselamatkan dan akhirnya terendam air.
"Kami juga sudah mendata berbagai kebutuhan warga, seperti selimut dan bahan makanan," katanya.
Selain di Klitren, luapan air Sungai Manunggal atau dikenal dengan Sungai Belik juga terjadi di daerah Sagan sehingga menggenangi rumah dengan ketinggian sekitar 0,5 meter hingga satu meter.
Berdasarkan data dari BPPD DIY, sejumlah tembok warga yang berada di bantaran sungai roboh akibat luapan sungai. Warga sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman dan tidak ada korban jiwa.
BPPD DIY, relawan, masyarakat, dan Pusdalop Kota Yogyakarta mengerahkan sejumlah pompa air untuk mengurangi luapan air di rumah warga.
Sementara itu, sejumlah ruas jalan utama di Yogyakarta yang tergenang air cukup dalam di antaranya di Jalan Kusumanegara dan simpang empat sisi timur Rumah Sakit Jogja sehingga menyebabkan lalu lintas di ruas jalan tersebut tersendat.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan, potensi hujan di wilayah DIY dan sekitarnya masih dimungkinkan terjadi meskipun saat ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
"Ada gangguan cuaca jangka pendek yang disebabkan naiknya Suhu Samudera Hindia sehingga ada aliran uap air lebih banyak ke Indonesia yang menyebabkan hujan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Tony Agus Wijaya yang juga memperkirakan gangguan cuaca tersebut berpotensi terjadi hingga Agustus 2013. (E013/B015)
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013