Jakarta (ANTARA) - Pameran Temporer Segarawana Sultan Agung di Museum Bahari Jakarta berhasil menyerap 500 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dalam tiga hari penyelenggaraannya pada 27-29 Oktober 2023.

Kepala Museum Bahari Jakarta Mis Ari saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan jumlah tersebut sekaligus menjadi angka kunjungan tertinggi wisman di Museum Bahari, sebagai salah satu destinasi wisata berbasis kebudayaan di Ibu Kota.

"Ini merupakan pencapaian yang sangat baik, mengingat pameran ini digelar dalam waktu yang singkat," kata dia.

Pameran Segarawana Sultan Agung mengangkat tema "Sultan Agung: Bertahta Bumi, Menyelam Samudera, Berkibar Melintas Masa".

Pada pameran tersebut menyajikan koleksi unggulan Museum Pleret Bantul, yaitu hologram keris sabuk inten, fragmen meriam Mataram, umpak Keraton Pleret Bantul, serta didukung sajian multimedia yang interaktif.

Pameran ini untuk memberikan inspirasi kepada generasi muda melalui kisah Sultan Agung yang ingin mempersatukan Nusantara, dengan menguasai lautan (segara) dan daratan/hutan (wana) dari belenggu penjajahan.

Berdasarkan catatan sejarah, Sultan Agung salah satu raja yang berhasil membawa Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627 Masehi.

"Pameran ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi sejarah dan kebudayaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda, sebab kami juga mengundang para pelajar dan mahasiswa," ujarnya.

Baca juga: DKI kembali selenggarakan pameran seni temporer di Museum Bahari

Selain Segarawana atau meriam kerajaan, kata Mis Ari, umpak Keraton Pleret Bantul yang dihadirkan dari daerah asalnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Berdasarkan penelitian, umpak Keraton Pleret diperkirakan berasal dari abad ke-17 pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja ketiga Kerajaan Mataram Islam.

Umpak Kraton Pleret terbuat dari batu andesit berukuran besar, berdiameter antara 60 hingga 80 centimeter dan tinggi sekitar 50 centimeter. Umpak-umpak ini memiliki bentuk beragam, seperti persegi, persegi panjang, dan bulat.

Umpak Keraton Pleret, kata dia, salah satu peninggalan sejarah penting sebagai bukti Kerajaan Mataram Islam pernah memiliki pusat pemerintahan di Pleret.

Ia menjelaskan pameran seperti ini akan terus digelar sebagai sarana edukasi sejarah dan kebudayaan Indonesia serta promosi wisata untuk menggaet lebih banyak kunjungan wisatawan.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, target kunjungan wisman museum di Jakarta pada 2023 sekitar 1,5 juta kunjungan.

Baca juga: Museum Bahari Jakarta buka Ruang Pameran Garis Nol Meridian Batavia
Baca juga: Museum Macan tampilkan pertunjukan perdana wayang eksperimental
Baca juga: Museum bisa jadi tempat menarasikan koleksi dan tanamkan budi pekerti

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023