Jakarta (ANTARA) - Dokter Gigi dari RSCM Jakarta Ines Agustina Sumbayak mengatakan bahwa gigi goyang pada umumnya bukan disebabkan oleh pembersihan karang gigi atau scaling.

"Mitos ya kalau scaling itu membuat gigi goyang, dan banyak orang yang percaya itu sehingga takut untuk membersihkan karang gigi," kata Ines di Jakarta, Senin.

Ines menjelaskan, plak atau dikenal dengan sisa makanan yang bercampur dengan bakteri pada rongga mulut yang tidak dibersihkan dengan baik, maka akan mengeras dan menjadi karang gigi.

Ia menyebut bahwa yang membuat gigi goyang adalah karang gigi yang tidak dibersihkan, sehingga penting untuk masyarakat dapat memeriksakan kesehatan dan kebersihan gigi minimal enam bulan sekali.

"Justru dengan menghilangkan karang gigi tersebut, maka secara otomatis akan menghilangkan penyebab kegoyangan gigi," ujarnya.

Baca juga: Dinkes DKI optimalkan pemeriksaan gigi lewat aplikasi "Senyumin"

Secara fisiologis gigi goyang normal terjadi pada anak-anak yang berusia 6 tahun atau fase di mana gigi susu akan berganti menjadi gigi permanen.

Sementara kegoyangan yang berikutnya bersifat patologis atau sebenarnya bukanlah kegoyangan dalam kondisi yang normal, melainkan disebabkan adanya infeksi atau trauma yang bisa terjadi baik pada gigi susu maupun gigi permanen.

Selain karang gigi, Ines mengungkapkan terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan gigi goyang, yakni adanya trauma atau cedera pada gigi yang membuat penyangga gigi menjadi rusak seperti kecelakaan, jatuh, kemudian gigitan berlebih pada gigi.

"Posisi gigi geligi tidak normal atau berantakan juga bisa menyebabkan trauma sebagai prematur kontak dan blocking pada gigi yang membuat jaringan penyangga gigi tersebut trauma," katanya.

Penyakit seperti diabetes melitus, menurutnya, juga sangat erat kaitannya dengan gigi yang goyang, karena pada kondisi diabetes terjadi peningkatan gula darah sehingga membuat bakteri lebih banyak pada rongga mulut.

"Kondisi ini akan memicu terjadinya kerusakan lebih parah, dan ini adalah dua hal yang berkaitan antara diabetes dengan kegoyangan gigi," ujar Ines.

Ines mengatakan bahwa kegoyangan gigi juga sering terjadi pada kondisi ibu hamil, karena terjadi perubahan hormon yakni perubahan progesteron dan estrogen yang meningkat pesat. Kondisi tersebut jelasnya membuat tulang dan jaringan lunak di sekitar gigi menjadi longgar, serta mengundang tumbuhnya bakteri di mulut.

"Ada perubahan pada jaringan penyangga giginya sehingga terjadi juga kegoyangan gigi," katanya.

Baca juga: Dokter gigi bagikan cara rawat mulut dan gigi yang benar
Baca juga: Perbaiki cara menyikat gigi dapat cegah timbulnya karies pada anak

Pewarta: Cahya Sari
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023