"Petani Indonesia sangat ulet bekerja, baik hati, petani Indonesia terbaik. Kami telah banyak belajar dan akan mempraktikkan di negara kami," kata Cosmalulu dari Tanzania dalam sambutan pada kunjungan lapangan bersama ratusan anggota delegasi "La Via Campesina" di persawahan Kampung Lio, Dusun Ciseureuh, Desa Sirnajaya, Kecamatan Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.
Kunjungan itu diadakan dalam rangkaian Konferensi Internasional "La Via Campesina" ke-6 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta pada tanggal 6--13 Juni 2013.
Pada forum bertema "Membangun Agroekologi untuk Kedaulatan Pangan" itu dipimpin oleh Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih yang telah dua periode (enam tahun) menjadi Koordinator "La Via Campesina".
"La Via Campesina" merupakan lembaga swadaya masyarakat (NGO) internasional yang berdiri di Sao Paolo, Brasil, 13 Juni 1993 dan beranggotakan berbagai organisasi petani dari 115 negara di dunia.
Selain konferensi petani internasional itu juga berlangsung Konferensi Pemuda Internasional "La Via Campesina" dan Sidang Majelis Petani Perempuan "La Via Campesina".
Cosmabulu yang merupakan perempuan petani sangat kagum dengan semangat kerja petani, termasuk perempuan petani Indonesia.
"Indonesia negara agraris yang sangat terkenal, persawahan pun bisa menjadi objek agrowisata," katanya.
Sementara itu, Paul Nicholson dari Spanyol menyebutkan keuletan kerja petani Indonesia patur ditiru oleh petani di negara-negara lain.
"Semangat kerjanya luar biasa ditambah dengan keramahtamahan yang merupakan kekayaan negeri ini," katanya.
Ia menyatakan petani Indonesia sangat cocok dengan semangat "La Via Campesina" yang berarti "Jalan Petani" yang mengutamakan semangat kerja, ketekunan, dan kesabaran untuk mendapatkan hasil.
"Kemajuan negara sangat ditentukan dengan kemajuan petaninya," katanya saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013