Drama "jatuh bangun aku mencintaimu" bersama skuad Brazil memicu dan memacu pemahaman bahwa mereka yang tidak berani jernih-jujur atas dirinya jangan berharap dapat bersikap radikal

Jakarta (ANTARA News) - Nama besar sebagai pengusung sepak bola bergaya "jogo bonito" yang telah mendunia dan nama bergengsi sebagai negara penyelenggara Piala Dunia 2013, justru memacu Brazil untuk menempuh jalan mendasar atau jalan radikal.

Brazil adalah sepak bola, dan sepak bola adalah Brazil. Persamaan sama dan sebangun itu kini menuai dan memenuhi salah satu bait lagu dangdut populer "jatuh bangun aku mencintaimu".

Dan boleh jadi, sepak bola Brazil diciptakan dan dipelihara oleh dewa-dewi yang terus saling memadu cinta tiada henti di swargaloka. Aneh bin ajaib, bila juru warta dari negeri ini secara gampangan memberi kepala judul profil tim Brazil sebagai tim yang tidak perlu tampil cantik.

Brazil menerjemahkan sikap radikal sebagai keinginan terus menerus untuk tampil cantik guna meraih kemenangan di laga sepak bola.

Bersikap radikal merujuk kepada upaya memperoleh pemahaman terus menerus agar dapat bertindak dan bernalar jernih-jujur atas dirinya. Rumusnya: jatuh bangun mencintai sepak bola sebagai permainan cantik.

Drama "jatuh bangun aku mencintaimu" bersama skuad Brazil memicu dan memacu pemahaman bahwa mereka yang tidak berani jernih-jujur atas dirinya jangan berharap dapat bersikap radikal.

Dia sekedar menjadi manusia, belum benar-benar manusia. Setengah manusia, karena itu silakan mencintai bersama langgam sepak bola Brazil dalam ajang Piala Konfederasi 2013.

Bersikap dan bertindak radikal bukan berarti jalan di tempat. Hasil adalah segalanya, begitu orang menyebut sepak bola Brazil kini menempuh jalan baru yakni pragmatisme.

Buat apa tampil bermain cantik, kalau hasil akhirnya toh kalah. Lagak berpikir seperti ini yang perlu dikoreksi secara radikal, secara mendasar. Brazil memerankan dan memanggungkan formasi 4-2-3-1 atau 4-2-2-2.

Neymar dan Oscar menjadi andalan memainkan sepak bola tradisional Brazil dengan tuah nomor 10. Neymar kini milik Barcelona dengan rekor bayaran senilai 50 juta pound.

Ia digadang-gadang memikul tanggung jawab sebagai penerus tuah nomor 10. Bukan tujuan mensakralkan nomor 10, tetapi itulah salah satu pilihan etis dari sepak bola, antara "apa yang baik" dengan "apa yang sebaiknya dilakukan".

"Yang baik" bagi seluruh publik pecinta bola Brazil adalah bermain dengan mengandalkan jogo bonito, sementara pelatih Selecao Luiz Felipe Scolari mengutamakan disiplin dan kolektivitas tim.

Scolari, memilih jalan "apa yang sebaiknya dilakukan", sementara pecinta setia Brazil ngotot melihat skuad kesayangannya memilih tampil indah karena tampil indah memadatkan "apa yang baik".

Scolari, membawa Tim Samba tampil sebagai juara Piala Dunia 2002. Apakah dengan begitu Scolari telah membungkam kritik pecinta jogo bonito? Tidak juga, karena Scolari justru telah menuai kegagalan ketika menangani Chelsea pada 2008, meski di level klub.

Sosok "Big Phil" yang dialamatkan bagi Scolari di mata jurnalis dunia merujuk kepada profil yang kokoh mendasar dalam bersikap, dan bertanggungjawab kepada hasil racikan strategi tim yang ia asuh.

Sebagai panglima besar di lapangan bagi seluruh anak buahnya, sebagai pemimpin, ia memahami tanggungjawab dalam mencintai klub sebagai gagah berani mengambil resiko-resiko. Scolari keluar secara mendasar dari kepompong sindroma "bos tidak pernah keliru".

Scolari disebut-sebut menimba sukses dengan membaca dan mempelajari rumus-rumus berperang tradisional China yang ditulis oleh Sun Tzu. Waktu itu, ia senantiasa mengulang-ulang kepada seluruh punggawanya untuk meresapkan dan menjalankan rumus-rumus berperang yang diajarkan oleh pujangga klasik China itu.

Sosok andalan skuad Brazil: Neymar, Oscar, Hulk

Neymar, superstar anyar Barcelona berusia 21 tahun ini telah menjalani batu uji, apakah ia memang benar-benar superstar manakala melakoni Piala Konfederasi 2013 ini.

Ini laga perdana bagi Neymar dalam turnamen berskala global. Ia mampu mencetak dua gol di ajang Copa America 2011. Hanya saja, ia menghadapi masalah dengan dirinya sendiri, apakah ia mampu mengekang dan mengendalikan tabiatnya?

Oscar, telah asyik menikmati debutnya bersama dengan sepak bola Inggris bersama Chelsea. Bersama The Blues, ia mampu menjaringkan 12 gol dalam 62 penampilan. Ia menjadi salah satu dari trisula di lini depan Chelsea, bersama Juan Mata dan Eden Hazard.

Hulk, pemain depan yang kuat mengandalkan kaki kiri. Ia datang di Piala Konfederasi ini sesudah menelan pahit di musim pertama bersama klub Liga Rusia, Zenit St Petersburg. Ia dibanderol dengan nilai kontrak sebanyak 32 juta pound musim lalu. Ia mencetak tujuh gol dalam 18 penampilan. Ia terlibat kasus berbau rasis.

Analisis skuad Brazil:

Menurut amatan Guy Mowbray, pengamat bla di situs BBC, Scolari menunjukkan ekstra bersungguh-sungguh menyiapkan Selecao menghadapi Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014, dengan memanggil dan melakukan seleksi terhadap 40 orang. Aspek tuan rumah menjadi asupan vitamin bagi skuad asuhan Bih Phil.

Mowbray memilih Neymar sebagai pemain kunci Brazil. Di bawah pelatih kepala Mano Menezes, skuad Brazil menggabungkan antara pemain usia muda dengan pemain veteran.

Fakta Brazil:
Confederation Brasiliera de Futebol (CBF).
Peringkat FIFA: 22
Prestasi: Juara Piala Dunia (1958, 1962, 1970, 1994, 2002): Juara Piala Konfederasi (1997, 2005, 2009), Piala Amerika (1919, 1922, 1949, 1989, 1997, 1999, 2004, 2007).

Skuad Brazil:
Penjaga gawang: Jefferson (Botafogo), Julio Cesar (QPR), Diego Cavalieri (Fluminense);

Pemain belakang: Dani Alves (Barcelona), Thiago Silva (PSG), David Luiz (Chelsea), Marcelo (Real Madrid), Dante (Bayern Munich), Filipe Luis (Atletico Madrid), Jean (Fluminense), Rever (Atletico Mineiro);

Gelandang: Fernando (Gremio), Hernanes (Lazio), Luiz Gustavo (Bayern Munich), Paulinho (Corinthians);

Pemain depan: Lucas Moura (PSG), Fred (Fluminense), Neymar (Barcelona), Oscar (Chelsea), Hulk (Zenit), Bernard (Atletico Mineiro), Jadson (Sao Paulo), Jo (Atletico Mineiro).

Catatan laga Piala Konfederasi:

Afrika Selatan 2009
Match Date Venue Home Team Results Away Team
16 28 june Johannesburg USA 2:3 (2:0) Brazil
14 25 june Johannesburg Brazil 1:0 (0:0) South Africa
11 21 june Tshwane/Pretoria Italy 0:3 (0:3) Brazil
7 18 june Tshwane/Pretoria USA 0:3 (0:2) Brazil
3 15 june Mangaung/Bloemfontein Brazil 4:3 (3:1) Egypt

Jerman 2005
Match Date Venue Home Team Results Away Team
16 29 june Frankfurt/Main Brazil 4:1 (2:0) Argentina
13 25 june Nuremberg Germany 2:3 (2:2) Brazil
12 22 june Cologne Japan 2:2 (1:2) Brazil
7 19 june Hanover Mexico 1:0 (0:0) Brazil
4 16 june Leipzig Brazil 3:0 (1:0) Greece

Prancis 2003
Match Date Venue Home Team Results Away Team
11 23 june St. Etienne Brazil 2:2 (1:0) Turkey
8 21 june Lyon Brazil 1:0 (1:0) USA
4 19 june Paris/Saint-Denis Brazil 0:1 (0:0) Cameroon

Korea Japan 2001
Match Date Venue Home Team Results Away Team
15 09 june Ulsan Australia 1:0 (0:0) Brazil
14 07 june Suwon France 2:1 (1:1) Brazil
11 04 june Ibaraki Brazil 0:0 Japan
7 02 june Ibaraki Canada 0:0 Brazil
3 31 may Ibaraki Brazil 2:0 (0:0) Cameroon

Mexico 1999
Match Date Venue Home Team Results Away Team
16 04 august Mexico City Mexico 4:3 (2:1) Brazil
14 01 august Guadalajara Brazil 8:2 (4:2) Saudi Arabia
12 30 july Guadalajara New Zealand 0:2 (0:1) Brazil
8 28 july Guadalajara Brazil 1:0 (1:0) USA
1 24 july Guadalajara Brazil 4:0 (0:0) Germany

Saudi Arabia 1997
Match Date Venue Home Team Results Away Team
16 21 december Riyadh Brazil 6:0 (3:0) Australia
13 19 december Riyadh Brazil 2:0 (0:0) Czech Republic
10 16 december Riyadh Brazil 3:2 (1:0) Mexico
6 14 december Riyadh Australia 0:0 Brazil
1 12 december Riyadh Saudi Arabia 0:3 (0:0) Brazil

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013